Aksi Borong Percepat Kenaikan Harga Saat Ramadan

317
Salah satu pedagang saat akan melakukan pengiriman telur di Pasar Baru Tuban

kabartuban.com – Bulan suci Ramadan, hampir dapat dipastikan memicu kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok.  Harga ini tak lepas dari aktifitas pembelian masyarakat yang terkadang berlebih, yang mengakibatkan penyerapan barang oleh konsumen tidak seimbang dengan pasokan yang ada.

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Kabupaten Tuban, Drs. Agus Wijaya saat dikonfirmasi mengatakan,  jika percepatan laju inflasi juga dipicu kepanikan masyarakat terhadap pasokan barang. Dengan dalih nyetok untuk keperluan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, aktifitas borong barang di awal Ramadan justru membuat pasokan berkurang yang kemudian memicu naiknya harga barang.

“Proporsional sesuai kebutuhan, jangan sampai takut harga mahal menjelang lebaran, memborong barang berlebihan,  itu justru mempercepat kenaikan harga karena persedian cepat berkurang, “ kata Agus.

Lebih lanjut diterangkan, masyarakat mestinya tidak buru-buru atau panic dengan memborong barang untuk persediaan hingga satu bulan, karena takut harga akan naik, sebab kondisi tersebut justru akan mempercepat laju inflasi, dan kenaikan harga semakin tidak terkendali. Dan setelah harga naik kecenderungan turun akan sulit terjadi.

“Tidak perlu panic buying, agar inflasi tetap terkendali,”  imbuh  Agus.

Sampai hari ini,  pantauan pada sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Tuban, untuk kenaikan harga masih dalam batas normal, yang berarti kenaikan tidak melebihi 14 persen dari harga komuditi sebelumnya.

“Termasuk telur, yang mengalami kenaikan cukup signifikan kemarin, sejauh ini masih dibawah ketentuan 14 persen, dan saat ini trend harganya sudah turun,” papar Agus.

Menanggapi hal tersebut,  Anggota Komisi B DPRD Tuban, yang juga membidangi ekonomi,  Cancoko mengaku akan melakukan sidak pasar, untuk melakukan pantauan ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok.

Anggota DPRD ini juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aksi borong,  karena penerima dampak paling besar adalah masyarakat menengah ke bawah jika harga sudah terlanjur naik.

“Masyarakat yang tidak mampu membeli dengan jumlah besar yang menjadi korban,” kata Cancoko.

Lanjut Cancoko menjelaskan, hasil sidak selanjutnya akan menjadi acuan Komisi-nya untuk memberikanmasukan dan rekomendasi pada pemerintah agar cepat melakukan tindakan antisipatif terhadap kenaikan dan gejolak harga.

“Akan kami komunikasikan dengan anggota untuk sidak. Dan tidak hanya pasar, nanti kami juga akan ke Bulog juga Insyaallah,” pungkas Cancoko ini.  (Luk)

/