Cahyo Bertekad Harumkan Tanah Kelahirannya

1304
Cahyo Utomo, Pemuda asal Desa Guoterus, Kecamatan Montong Tuban.

kabartuban.com – Cahyo Utomo, pemuda asal Desa Guoterus, Kecamatan Montong, berhasil menorehkan namanya di kompetisi Nasional Trial Game 2017 dan masuk lima besar pada kompetisi, serta berhasil menduduki posiai ke 4 umum dari seluruh seri yang ditempuh dalam musim kompetist Trial Game tahun ini.

Cahyo yang sudah menekuni dunia motor cross sejak 2009 ini, bertekad mengharumkan nama tanah kelahirannya, dengan prestasinya di ajang motor cross dan trail. Mengawali debutnya, ia mampu menjadi juara 2, awal yang cukup membanggakan, itulah yang membawanya hingga kancah Nasional saat ini.

“Saya bertekad menjadi kroser Asia, saya ingin mengharumkan nama tanah kelahiranya saya melalui olahraga ini,” kata Cahyo (23/11/2017).

Hingga hari ini, Cahyo sudah mengumpulkan sedikitnya 103 tropi dari berbagai kejuaraan Nasional, dan  pada tahun 2017 ini, ia mendapatkan tropi sebanyak 12 dari seri yang di ikuti, dengan nominasi peringkat sepuluh besar, dan beberapa diantaranya merupakan perolehan terbaik alias juara satu dalam kejuaraan motor yang di ikutinya.

Cahyo mengaku, tahun ini merupakan perjuangan berat trail game sepanjang musim, sebab dirinya tidak dapat membagi waktu untuk kompetisi Kejurnas motor cross, dan hanya mampu mengikuti empat seri saja dari keseluruhan seri. Tidak hanya itu persaingan antar pemain juga cukup berat karena beberapa merupakan pemain senior.

”Alhamdulillah, trail game tuntas, untuk Kejurnas motocross-nya tahun ini cuma mengikuti 4 seri karena jadwalnya bareng sama trial game. Dan untuk tahun depan lebih fokus ke Kejurnas motocross-nya,” terang Cahyo.

Ditanya pengalaman paling menarik sepanjang musim ini, Cahyo mengaku kompetisi di Batang Jawa Tengah paling ia membuat berkesa, karena remaja ini mampu menduduki podium satu dari salah satu kelas. Sementara di seri seri lainya, berada di posisi ketiga, empat dan lima.

“Paling berkesan di seri dua batang, karena bisa juara satu di salah satu kelasnya, di Nganjuk paling sedih karean kalah disana, saat itu saya jatuh,” terang pemuda berperawakan kekar ini.

Cahyo berharap, tahun depan mampu merebut lebih banyak posisi juara, dalam kompetisi-kompetisi lainya, agar tidak mengecewakan keluarganya dan masyarakat kabupaten Tuban.

”Semoga bisa lebih, dan mohon doanya untuk masyarakat Tuban mas,”  pungkas pemuda kelahiran Guwoterus  2 Februari 1994 ini. (Luk)

/