Beranda SASTRA

SASTRA

DIA TANPA NAMA

0
Pagi itu terdengar kegaduhan Dentuman hebat memecah kesyahduan kala fajar Bulan sepuluh kala itu Seorang anak bangsa tengah berlari sambil berteriak “MERDEKA” Dia tak sadar luka di kakinya yang kian memerah Ditentengnya sebuah senjata yang amat sederhana Iya, perang sudah...

Selaras Tapak Kita

0
Dimana pijak lurusku ? Sementara Dahagaku riuh memintamu Rona Ibu Pertiwi memancar abadi Ditepi gulatan tikai tetap berujung mewangi Beragam resah melahirkan banyak pandang Melewati gempa dengan tingkatan jenjang Bisakah tetap utuh? Ditengah cangkang rapuh ribuan kepala Sampai Puan bersua menuju luruh Pun...

Telah Aku Terbitkan Cintaku Kepadamu

0
Telah aku terbitkan cinta kepadamu, yang berlaku hingga waktu yang tidak ditentukan Telah aku jatuhkan kepadamu, mutiara kasih sayang yang tak akan lekang oleh jaman Aku tak mampu banyak bicara tentang kisah kasih dan romansa, namun...

Aku Lepaskan Cinta Dalam Pelukan Nanggala

0
Bang, Apa kabarmu yang telah mengarungi samudra Nusantara yang tak bertepi. Masihkah kau bernyanyi diantara tumpukan mesin dan segenggam terpedo dalam gelapnya lautan. Bang, Kau pergi dengan tegap, meninggalkan hingar bingar bumi lalu menyelam jauh ke dalam...

Sikap Menghadapi Covid-19 Berdasarkan Kutipan Tulisan Andrea Hirata

0
Andrea Hirata merupakan seorang sastrawan yang sangat ahli dalam mengekspresikan keadaan dan emosinya melalui sebuah tulisan. Salah satu tulisan yang saya temukan sangat menggambarkan keadaan bumi kita di masa pandemi ini, kutipan “ikal” seorang...

Malu Merindu Muhammad

0
Ada orang yang begitu merindukan Nabi Muhammad SAW. Air matanya mengalir deras, membasahi setiap sudut muka yang terpukul kerinduan. Ada orang yang begitu mencintai Muhammad SAW dengan menjadikan seluruh kehidupan Nabi sebagai inspirasi dan panutan...

Wajah Gadis Itu Dibalik Gerimis

0
“Gelap menyelimuti hari dalam rangkaian hujan yang mengguyur bumi. Aku melihatmu diantara gerimis yang turun tanpa malu. Ada satu hari yang seperti mala mini, saat engkau dan aku berjalan basah menyusuri kota dan bercanda...

Kacung, Mengeja Mimpi di Bumi Wali

0
Sore di atas mimpi, Kacung berdiri tegak di ujung perahu nelayan pesisir Pantura Tuban. Dengan matanya yang tajam membelah laut dan suara kecilnya yang lantang, Kacung berkata pada Warno yang sedang menyiapkan mesin perahu,...