Dampak Covid-19, Pariwisata Tuban Capai Kerugian Rp8 M

2
Didit Sulistiadi, Kepala Disparbudpora Kabupaten Tuban/foto ilustrasi: internet.

kabartuban.com – Sejak adanya Covid-19 di Kabupaten Tuban, hampir seluruh sektor mengalami kelumpuhan. Salah satunya adalah sektor pariwisata. Dengan kondisi Covid 19 yang belum kunjung usai, sejumlah sektor pariwisata di Kabupaten Tuban ditutup. Hal tersebut sebagai langkah untuk memutus penyebaran Covid-19, mengingat tempat pariwisata dirasa banyak mendatangkan kerumunan masa.

Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Tuban , Didit Sulistiadi menjelaskan, bahwa akibat dari penutupan sektor pariwisata tersebut, para pemilik dan petugas mulai dari wisata alam, wisata budaya, dan wisata buatan juga ikut terdampak dikarenakan banyaknya petugas yang dirumahkan bahkan di PHK.

“Ada satu atau dua saja yang masih dipertahankan untuk menjaga dan membersihkan lokasi obyek wisata,” jelasnya, Jum’at (05/06/2020).

Didit menambahkan, dalam hal ini Pemerintah telah berupaya membantu persoalan para petugas pariwisata maupun pelaku seni budaya yang ada di Kabupaten Tuban dalam bentuk bantuan sembako, baik dari Csr Perusahaan di Tuban, Pemerintah Daerah, Pemerintah Propinsi maupun dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekkraf) RI.

“Ada 977 sektor pariwisata di Kabupaten Tuban dan jumlah pelaku usaha wisata yang terdampak Covid-19 mencapai 3.365 orang dan tidak banyak mendapat keluhan dari pelaku pariwisata, karena memang semua terdampak,” tambahnya.

Kemudian Didit memberikan rincian kerugian dari sektor pariwisata sebagai berikut:

Estimasi kerugian;

Kunjungan Wisata: Rata-rata 50.000 orang perbulan x 3 bulan x Rp10.000 = Rp1.500.000.000

Tamu Hotel: Rata-rata 900 orang per bulan x 3 bulan x Rp. 500.000 = Rp1.350.000.000

Hiburan karaoke: Rata-rata Rp50.000.000 x 3 bulan x 11 usaha = Rp1.650.000.000

Ukm wisata: Rata-rata Rp2.000.000 x 3 bulan x 656 ukm = Rp3.936.000.000

Total kerugian sekitar Rp8.436.000.000 dalam 3 bulan.

“Untuk pembukaan wisata menunggu kebijakan dari pusat. Karena new normal masih tahap persiapan,” tutupnya. (wid/dil)

/