Debat Pilkada Tuban, Mengumbar Janji Ekonomi Kerakyatan

422

kabartuban.com – Dua pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Tuban yang akan bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) mendatang, bertemu dan melakukan adu argumen dalam debat publik yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Tuban di salah satu stasiun televisi Jawa Timur. Pasangan nomor urut 2 (dua) Zaky Mahbub dan Dwi Susiatin Budiarti (Zadit) hadir dalam acara tersebut, namun pasangan nomor urut 1 (satu) H. Fathul Huda dan H. Noor Nahar Husein, hanya diwakili seorang Noo Nahar.

Menghadapi satu – satunya kompetitor dalam Pilkada mendatang tersebut, Noor Nahar Husein banyak menyampaikan tentang program yang sudah dilaksanakannya sebagai petahana, dan rencana ke depan jika dirinya kembali terpilih dalam Pilkada 2015 ini.

”Kita nanti jika terpilih kembali memimpin Tuban dalam lima tahun kedepan, akan fokus melakukan pengentasan kemiskinan,” ungkap Cawabub nomor urut satu Noor Nahar, Senin (30/11) kemarin malam.

Menurut Cawabub incambent tersebut, tingkat kemiskinan di Kabupaten Tuban selama Hudanoor memimpin Tuban selalu mengalami penurunan. Tingkat angka kemiskinan di Kabupaten Tuban pada tahun 2011 lalu diatas 25 persen. Sedangkan, pada tahun 2014 lalu angka kemiskinan di Bumi Wali ini turun menjadi 17 persen.

”Dan tahun ini angka tingkat kemiskinan kami pastikan akan turun lagi, pada tahun 2016 nanti angka kemiskinan kami targetkan maksimal bisa 15 persen,” ungkapnya.

Di lain pihak, paslon nomor urut dua Zaky Mahbub – Dwi Susiatin Budiarti (Zadit) akan fokus menggarap ekonomi berbasis kerakyatan jika dipercaya masyarakat Tuban memimpin Tuban dalam lima tahun mendatang.

”Jika kami nanti dipercaya masyarakat memimpin Tuban, pertama kita akan melakukan identifikasi potensi yang ada di setiap daerah, dan potensi itu nantinya akan kita kembangkan, sehingga mampu menjadi ekonomi kerakyatan,” ujar Cabub nomor dua Zaky Mahbub.

Misalnya, lanjut Cabub dari jalur independent tersebut mengatakan, masyarakat nelayan diberikan keterampilan cara mengolah bahan-bahan laut menjadi bahan jadi. Seperti membuat trasi, aneka olahan berbahan dasar dari ikan, dan berbagai ketrampilan lainnya. Sehingga, harga jualnya akan lebih mahal.

”Banyak hal yang akan kita lakukan dengan ekonomi kerakyatan ini. Dan yang pasti antara satu daerah dengan daerah lain akan berbeda yang akan kami lakukan,” pungkasnya. (al/im)

/