Dishub Tuban, Wacanakan Angkot dan Angdes Jadi Angkutan Sekolah

334

kabartuban.com – Dinas Perhubungan Kabupaten Tuban mewacanakan pengaktifan kembali angkutan umum dalam kota (Angkot) dan angkutan umum pedesaan  (Angdes) yang saat ini nyaris mati atau kurang aktif seiring semakin tingginya penggunaan kendaraan pribadi untuk berbagai keperluan.

Pengaktifan kembali ini diharapkan mampu menjadi solusi kepadatan lalu lintas dan tingginya angka kecelakaan lalulintas dijalan raya.

“Ini sekaligus akan mengurangi, akan mengurangi kepadatan dan potensi kecelakaan lalu lintas” ujar Sekertaris  Dinas Perhubungan Tuban, Gunadi.

Menurut Gunadi, re-aktifasi angkutan umum dalam kota dan angkutan umum pedesaan difokuskan pada angkutan penumpang sekolah, dengan demikian akan mengurangi pelangaran lalulintas oleh pelajar dibawah umur yang menggunakan kendaraan bermotor tanpa memiliki surat izin mengemudi.

“Langkah-langkah yang sedang kita gagas diantaranya angkutan kota dan pedesaan untuk angkutan sekolah, dan mendorong gerakan naik angkutan umum kembali dengan melibatkan semua instansi dan pihak terkait,” terang Gunadi.

Manfaat penggunaan transportasi umum tidak saja mengurangi kepadatan dan resiko kecelakaan lalu lintas yang ditimbulkanya, akan tetapi juga akan berdampak positif bagi pengusaha angkutan, dan para sopir yang menggantungkan perekonomian mereka dari profesi tersebut.

Bahkan jika memang mendapat restu dari pemerintah daerah, Dinas Perhubungan juga ingin mengembangkan sistem transportasi berbasis aplikasi, dengan kerjasama bersama pihak-pihak penyedia layanan transportasi demi mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Sayangnya banyak gagasan yang masih belum dapat direalisasikan karena pemerintah daerah belum menyetujuinya.

“Saat ini program masih belum disetujui, harapan kami, program ini dapat berjalan dengan baik sebagai langkah kongkrit menggerakan kembali angkitan umum baik kota maupun pedesaan.” katanya.

Disisi lain, wacana Dinas Perhubungan itu mendapatkan respon positif dari paguyuban sopir angkutan kota, saat kabartuban.com mencoba meminta konfirmasi. Menurut mereka langkah tersebut harus segera direalisasikan agar usaha mereka bergairah kembali.

“Bagus jika memang seperti itu, sepertinya itu harus dilaksanakan segera,” kata Ihsan Hadi, perwakilan paguyuban angkutan kota Tuban.

Dia menjelaskan, sejak sekitar tahun 2005, banyak angkutan umum pedesaan maupun kota yang tidak beroperasi, penyebabnya adalah semakin banyak warga maupun pelajar yang beralih menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan bermotor, akibatnya penumpang semakin sepi, dan menurunkan pendapatan mereka, sebagian pemilik angkutan masih bertahan,sementara sebagian sudah berhenti, dan para sopir beralih menjalankan profesi lainya.

“Sekitar tahun 2000 masih bagus, sekitar tahun 2005 sampai sekarang ini boomingnya, bisa dilihat banyak warga yang memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada naik angkutan umum,” katanya. (Luk)

/