DLH Lakukan Uji Air Sekitar Pencucian Silika di Jenu

295
Petugas saat mengambil sample air.

kabartuban.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tuban, langsung melakukan pengecekan dan uji lab terhadap kondisi air sungai yang berada tidak jauh dari aktifitas pencucian pasir silika di Desa Jenggolo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Pengambilan sample (contoh) air dilakukan di dua titik yakni sebelum dan sesudah tempat aliran air bekas aktifitas perusahaan.

“Diujung kami ambil contoh airnya, apakah ada perbedaan yang menurut laporan kemarin keruh akibat aktifitas perusahaan,” ujar Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Dinas lingkungan Hidup Tuban, Purnomo Sidi.

Menurut Purnomo, pemeriksaan kondisi air setelah sebelumnya ada laporan keruhnya air yang diduga akibat aktifitas perusahaan, perusahaan diduga membuang limbah bekas pencucian pasir silika langsung ke aliran sungai tanpa melalui tahap pemurnian.

“Ada laporan, tentunya tugas kami adalah menindak lanjuti apa yang disampaikan kepada kami, ” jelas Purnomo.

Lebih lanjut, pihak Dinas juga sudah melakukan komunikasi ke pihak perusahaan atas dugaan pencemaran yang terjadi tersebut. Selanjutnya perusahaan diminta melakukan pemurnian sebelum membuang air sisa pencucian pasir, agar air tidak keruh.

Sementara itu, manager PT Bara Niaga Sejahtera, Sofi Udin, mengaku jika keruhnya air tidak sepenuhnya berasal dari aktifitas perusahaan pencucian pasir silika, namun kondisi hujan di hulu sudah membuat air tidak begitu jernih. Selain itu perusahaan juga sudah melakukan prosedur yang sudah semestinya, yakni melakukan pemurnian air sebelum dialirkan ke sungai.

“Kami sudah melakukan prosedur pemurnian dengan bak penampungan, kami tidak buang langsung air bercampur lumpur, kami murnikan dulu baru kami dialirkan ke sungai, kemarin ada sedikit kebocoran dan tidak terlalu lama,” terang Sofiudin, dilokasi pengambilan contoh air oleh petugas Lab DLH.

Sofi juga menyebut, jika pihak perusahaan menjamin tidak ada limbah kimia yang dibuang ke sungai dan dapat membahayakan, sebab limbah aktifitas perusahaan hanya air bercampur lumpur, itupun sudah dimurnikan, dengan mengendapkan air bekas cucian, agar air yang di buang ke sungai sudah dalam kondisi bersih tidak bercampur lumpur.

“Kami terus menjaga komunikasi dengan warga sekitar. Limbah kami hanya air keruh bukan limbah kimia, cukup di endapkan sudah jernih,” tandas Sofiudin. (Luk)

/