Intensitas Hujan Tinggi, Bengawan Solo Meluap

522

kabartuban.com – Hujan deras yang melanda Desa Kanorejo, Kecamatan Rengel, dan sekitarnya menyebabkan aliran Sungai Bengawan Solo meluap. Akibatnya, air  meluap ke tanggul dan persawahaan yang terletak disekitar bantaran bengawan solo.

Dari data yang diterima kabartuban.com, hujan deras yang melanda seluruh Wilayah Tuban mulai pukul 16.00, mengakibatkan luapan bengawan solo masuk ke pemukiman warga, namun airnya langsung mengalir ke persawahan.

“Saat ini yang klalap air persawahan dan tanggul, karena letak pemukiman warga lebih tinggi dari persawahan,” terang Hasyim, warga Desa Kanorejo kepada kabartuban.com, Senin (08/2/2016).

Hasyim melanjutkan, saat ini alat untuk menambang pasir sudah tenggelam semua, akibatnya para penambang pasir tidak bisa bekerja seperti biasanya.

Sementara itu, Arif, Luapan banjir dari Bengawan Solo itu, dikatakannya, menggenangi sejumlah permukiman warga di sekitar aliran sungai tersebut. Dengan demikian, warga pun terus siaga.

“Air Bengawan tinggi pukul 05.00 WIB. Air masuk ke rumah warga, tapi hanya sebatas mata kaki. Sekarang warga masih siaga satu, yang daerah persawahan sudah tenggelam semua,” paparnya.

Arif melanjutkan, Desa Kanorejo memang menjadi langganan banjir. Saat ini Mereka pun menempatkan beberapa barang berharga di lokasi aman dari banjir.
Ketinggian genangan air di titik-titik yang terkena luapan banjir Bengawan Solo, dia menyebutkan, mulai dari mata kaki hingga mencapai paha.

Sebelumnya, Joko Ludiono selaku Sekretaris Badan Penanaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban, menerangkan,  untuk daerah Tuban Utara tidak hanya rawan angin puting beliung, melainkan, banjir, petir, dan tanah longsor. Dia menyebutkan, untuk banjir ada dua, yakni banjir bandang dan banjir Bengawan Solo.

Menurutnya, pihaknya sudah memetakan daerah-daerah yang rawan banjir, yakni, Kecamatan Semanding, Plumpang, Rengel dan Soko.

Joko menambahkan pihaknya sudah terus menghimbau pada masyarakat melalui surat, hingga menghubungi Kepala Desa setempat untuk terus siaga karena bencana tidak bisa diprediksi. (har/riz)

/