Keberadaan Semen Gresik Di Tuban Belum Mampu Sejahterakan Warga Sekitar

1184
foto : tempo.co

kabartuban.com –  Dikatakan oleh Sudi, Kaur Kesra desa Sumber Arum, Gak ada ceritanya masyarakat di sini sejahtera dengan adanya PTSG, yang ada malah resah karena dampak lingkungan,dan ketidakberpihakkan pada kesejahteraan masyarakat”

Kamis (19/4), Faf Adi Syamsul menyatakan bahwa sejak keberadaan PT. Semen Gresik di Kabupaten Tuban khususnya di Kecamatan Kerek sangat memberikan dampak yang positif bagi warga sekitar. Faf mengatakan, “Anda bisa melihat dulu sebelum adanya Pabrik Semen Gresik di Tuban keadaan masyarakat bagaimana, dan sejak adanya PT. Semen Gresik di Tuban sekarang kondisi masyarakat bagaimana”.

Dalam satu kesempatan acara pengajian di Kecamatan Kerek, Bupati Tuban Fathul Huda pernah menyampaikan bahwa menurut data BPS, Kecamatan Kerek masih termiskin kedua setelah Kecamatan Grabagan. Dalam kesempatan itu Bupati Fathul Huda mempertanyakan CSR Semen Gresik yang dinilai belum dilaksanakan dengan baik.

Menyikapi hal ini Faf mengatakan ,“Pak Huda itu “ngawur”, gak benar itu mas”. Lebih lanjut Faf menjelaskan, “Data BPS yang dipakai itu kan hasil dari anak – anak ITS. Itu tidak bisa dipertanggungjawabkan, karena untuk mengatakan termiskin hanya menjadikan 2 desa sebagai tolak ukur. Yaitu desa Gemulung dan desa Trantang, itu tidak bisa dijadikan tolak ukur. Hanya 2 desa itu yang masih memperihatinkan, tapi desa – desa yang lain sejak adanya PTSG sudah mengalami kemajuan yang pesat. CSR PTSG sudah diberlakukan dengan baik dan tepat. Seperti pembangunan infrastruktur desa, dana pendidikan, dan pemberdayaan UKM.

Faf juga mengatakan, “Apalagi kita mas, polisi saja takut masuk desa tersebut”. Meskipun mengakui desa itu masih memperihatinkan, Faf mengatakan bahwa pihaknya sekarang sedang menyusun program untuk membantu kedua desa tersebut.

Beda dengan Faf, Camat Kerek Bapak Rohman Ubaid (Rohman) juga angkat bicara. Ketika dihubungi kabartuban.com melalui ponsel, Rohman mengatakan “Kalau pak Faf menga akan begitu, pada kenyataannya kondisi desa tertinggal di sini masih banyak. Dari 17 desa, 12 desa masih perlu perhatian khusus”. Lebih lanjut Rohman mengatakan bahwa belum ada perubahan yang signifikan dari CSR Semen Gresik untuk masyarakat Kerek. “Selama ini yang terlihat jelas hanya pinjaman – pinjaman kepada UKM – UKM itu, pinjaman itu dengan menggunakan jaminan, ada bunganya, dan yang mendapatkannya rata – rata juga kelas menengah. Untuk rakyat miskin yang benar – benar kecil belum tersentuh. Kalau hanya pinjaman dengan jaminan dan berbunga, tanpa adanya Semen Gresik pinjam di Bank juga bisa mas”, tuturnya.

Dalam keterangannya, di waktu yang sama Faf mengatakan bahwa dana bergulir pinjaman dari PTSG untuk UKM itu dimaksudkan agar mereka mampu berkembang, dana itu bisa menjadi cambuk untuk keberhasilan mereka. “Lihat saja UKM – UKM Batik di Kerek yang sekarang sudah banyak sukses karena dorongan CSR dari Semen Gresik”, kata Faf.

Mengenai masyarakat yang benar – benar miskin dan tidak memiliki agunan, Faf menjelaskan bahwa pihaknya memberikan bantuan 1 s.d 3 juta kepada mereka. Tapi kebijakan itu hanya diperuntukan warga ring 1 bukan yang lain. Untuk di luar ring 1 harus menggunakan jaminan. Pernyataan ini ternyata juga dibantah oleh Camat Kerek dengan mengatakan bahwa dirinya sampai hari ini belum ada bukti kalau ada pemberlakuan kebijakan itu di sini.

Hal senada juga disampaikan oleh Sudi. Sudi selaku Kaur Kesra desa Sumber Arum juga mengatakan. Dana 1 s.d 3 juta itu tidak ada sekarang mas. Kalau dulu memang ada, tapi dulu sekali entah sekitar tahun 2000 berapa. Tapi itu pun tidak lama. Hanya sebentar dan sedikit.

Lebih lanjut Pak Camat menyampaikan bahwa dirinya sudah menyampaikan kondisi yang sebenarnya kepada pihak PTSG, dan meminta pelaksanaan CSR lebih kongkrit. Namun sampai hari ini kita masih dijanjikan. Belum ada respon yang kongkrit dan perubahan yang signifikan, ungkap Camat.

Rohman Ubaid selaku camat Kerek berharap adanya kejelasan dana CSR untuk Tuban khusunya wilayah sekitar pabrik. Sampai hari ini tidak pernah ada kejelasan berapa anggaran itu. “Dana CSR seharusnya diprioritaskan untuk masyarakat Tuban, khususnya wilayah sekitar pabrik”, tandasnya.

Rohman menyampaikan, setidaknya ada 3 hal yang harus diperhatikan bersama jika PTSG benar – benar melaksanakan CSR dengan baik. (1)Pendidikan swasta, MI dan MTs yang masih kurang perhatian, (2) Kesehatan masyarakat menyangkut sarana dan prasarana, (3). Kemakmuran dan kemitraan khususnya untuk masyarakat petani dengan membantu bibit dan pupuk untuk mereka.

Hal tersebut sebenarnya juga sudah pernah disampaikan kepada pihak PTSG pada rapat di pendopo beberapa waktu yang lalu. Tapi pihak PTSG hanya baru menyampaikan wacana konsep, tegasnya.

Sudi, Kaur Kesra desa Sumber Arum itu juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap PTSG. “Masa’ dengan adanya 4 pabrik PTSG di desa ini, warga desa Sumber Arum tidak mendapat perhatian yang lebih. “Jangankan CSR mas, pemuda – pemuda di sini hanya menjadi pekerja kasar, kalau tidak ya cukup sebagai pekerja outsourcing”.” Gak ada ceritanya masyarakat di sini sejahtera dengan adanya PTSG, yang ada malah resah karena dampak lingkungan, dan ketidakberpihakan pada kesejahteraan masyarakat”. Celetuk Sudi. Sudi juga menambahkan bahwa yang menikmati uangnya PTSG hanyalah beberapa gelintir orang saja yang mau berpihak pada PTSG, bukan pada kepentingan masyarakat bersama. (iim)

/