Kemenag Tuban Larang Keras Perayaan Valentine Day

625

kabartuban.com – Kementerian Agama (kemenag) Kabupaten Tuban melarang keras siswa madrasah di bawah naungannya, yang merayakan valentine day. Pasalnya, valentine day dinilai bukan bagian dari budaya bangsa Indonesia maupun agama Islam, dan cenderung hanya merusak akidah dan moral anak bangsa.

“Tidak ada itu yang namanya valentine day, kemenag tidak mengenal itu. Jadi kami minta siswa-siswi dari madrasah tidak usah ikut-ikutan soal itu (valentine day, red),” kata Kasi Penma Kemenag Tuban, Muhlisin Mufa ketika dikonfirmasi awak media, Selasa (2/2/2016).

Larangan keras tersebut bukan tanpa alasan, setelah beberapa tahun terakhir semakin banyak kalangan muda yang merayakan valentine day dengan pesta pora dan berhubungan asmara secara ilegal. Tentu saja, hal tersebut sangat bertentangan dengan norma agama dan norma kebangsaan.

“Jelas kami melarang siswa di lingkungan madrasah agar tidak usah merayakan yang gitu-gituan, toh setiap hari kita sudah diajarkan harus saling menyayangi dengan sesama,” ungkap Mufa sapaan akrabnya.

Lanjut Mufa, Kepala madrasah sudah diberi imbauan agar dapat membimbing siswanya dan menghindari perayaan valentine day. Bahkan, sejak bulan Januari yang lalu, pada setiap upacara hari senin Kepala Madrasah selalu menyisipkan imbauan larangan perayaan valentine day.

Tidak hanya itu, Kepala Madrasah sudah memberikan surat kepada orang tua terkait pengawasan putra-putrinya menjelang perayaan valentine day. Hal ini dilakukan supaya siswa-siswi tidak terkontaminasi dengan budaya barat yang dapat merusak akidah dan moral bangsa.

“Kerja sama dengan orang tua memang penting, maka dari itu diperlukan pengawasan secara bersama-sama. Sehingga, guru dan orang tua sama-sama tahu tentang gerak-gerik anak masing-masing,” terangnya.

Sementara itu, menanggapi perayaan valentine day, Kepala MAN Tuban Saifuddin Yulianto mengatakan, siswa sebaiknya diberi pemahaman bahwa perayaan valentine day tidak menunjukkan budaya bangsa Indonesia. Siswa harus diajak berfikir dan dijelaskan tentang valentine day yang disalah artikan.

“Kalau diberi pemahaman yang baik, insya Allah siswa akan lebih tahu perbuatan mana yang baik dan mana yang salah,” tuturnya.

Menurutnya, selain dilakukan pengawasan antara guru dan orang tua. Alangkah baiknya siswa diberi pemahaman yang matang. Sehingga, mereka akan tahu sikap mana yang benar dan salah. (su/riz)

/