Krisis Ekonomi Selama Pandemi Covid-19, Komunitas Pemuda Jatirogo Bagi Makanan Gratis pada Masyarakat

1
Kumpulan Pemuda Jatirogo saat membagikan makanan kepada masyarakat.

kabartuban.com – Setelah munculnya virus Covid-19 atau virus Corona di Indonesia, pemerintah Kabupaten Tuban banyak menutup tempat wisata, dan menerapkan physical distancing yang membuat perekonomian menurun. Hal tersebut membuat kumpulan pemuda Jatirogo yang menamai Solidaritas Dapur Umum membagikan bungkusan nasi secara gratis kepada para masyarakat yang masih tetap bekerja dalam pandemi Covid-19 ini, Kamis (23/04/2020).

Rencananya sasaran pembagian nasi bungkus diprioritaskan untuk buruh informal. Mengingat dalam kondisi Covid-19 ini perekonomian juga ikut terganggu. Pendapatan semakin menurun, karena pemerintah mengimbau kepada masyarakat untuk tidak keluar rumah.

Koordinator Lapangan, Ragiel menggungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan inisiatif sendiri dari teman-teman sebagai bentuk kepedulian dan juga untuk meringankan beban perekonomian masyarakat dengan cara membagikan makanan gratis.

“Di ruang bebas uang ini, kita peruntunkan untuk para pekerja seperti, tukang becak, pedagang kaki lima, dan tukang ojek. Karena selama pandemi Covid-19 pendapatan mereka menurun” jelasnya.

Seluruh bahan makan tersebut merupakan hasil dari donasi masyarakat, mulai dari sembako sampai donasi berupa uang. Lebih lanjut Ragiel menjelaskan, bahwa yang dilakukan pada hari ini tidak ada kepentingan apapun, jadi kegiatan ini murni kemanusiaan. Juga secara tidak langsung  memberikan pemahaman kepada masyarakat selama pandemi seperti ini, bahwa rakyat bisa saling bantu untuk rakyat lainnya, salah satunya dengan berbagi.

Ditempat yang sama, Agensia Nanda mengatakan, masyarakat merespon baik kegiatan yang dilakukan oleh Kumpulan Pemuda Jatirogo tersebut. Melihat kondisi ekonomi masyarakat yang kian melemah selama pandemi Covid-19 ini, kegiatan Solidaritas Dapur Umum cukup membantu masyarakat.

 

“Contohnya orang tua ku sendiri sebagai pedagang warung kopi, pendapatan perhari turun drastis mencapai lebih dari 70% dari pendapatan normal nya. Itu baru warung kopi, bagaimana para tukang becak atau bahkan pedagang yang lebih kecil.” tambahnya

Lebih lanjut Agnes menjelaskan, kegiatan seperti itu sangat perlu diadakan terutama oleh anak-anak muda, kegiatan tersebut membuktikan bahwa pemuda Jatirogo masih peduli akan sosial dan masyarakat sekitar.

“Karena yang aku lihat banyak juga pemuda yang masih belum tergerak untuk membantu sesama. Sebenernya ini bisa dijadikan contoh, buat yang lain. Agar kita sebagai pemuda tidak selalu menutup mata dengan orang-orang dibawah kita, orang-orang yang susah mencari nafkah” tandasnya. (wid/dil)

/