Kunjungi Markas Wartawan, Pelajar SMAN 1 Kenduruan Berguru Ilmu Jurnalistik

533
Siswa-siswi SMAN 1 Kenduruan bersama guru pembimbing saat foto bersama anggota RPS usai berdiskusi tentang dunia jurnalistik di Balai Wartawan

kabartuban.com – Ingin menimba ilmu secara langsung pada para pelaku dilapangan, puluhan pelajar SMAN 1 Kenduruan Tuban yang tergabung dalam Tim Redaksi Majalah Krismaka adakan studi jurnalistik ke sekretariat Ronggolawe Press Solidarity (RPS) di Balai Wartawan Jalan Pramuka Nomor 1 Tuban.

Ketua RPS, Khoirul Huda bersama seluruh anggota menyambung dengan hangat rombongan para siswa-siswi dari kecamatan yang berbatasan dengan Jawa Tengah.

Tanpa cangung, para siswa-siswi yang tahun 2017 pernah dilatih oleh tim RPS bersama Pertamina EP Asset 4 Cepu Field ini langsung berbincang hangat terkait mekanisme proses membuat sebuah produk berita dengan salah satu anggota RPS, Sri Wiyono yang juga menjadi Pimred di salah satu media lokal di Bumi Wali.

“Selian harus cover both side dalam membuat berita, dalam pengambilan nara sumber juga bisa dipertanggungjawabkan, atau narasumber yang kredibel dan kompeten” kata Sri Wiyono, Sabtu (20/10/2018).

Lebih lanjut diterangkan, sebagai wartawan di majalah Krismaka, juga harus mampu menyajikan menu berita yang menarik. Dikarenakan menarik tidaknya sebuah karya, mempengaruhi kenyamanan khalayak ketika membacanya.

“Saat berita menarik tentu pembaca akan puas, dan menunggu naskah berita berikutnya,” terangnya.

Komunikasi dalam studi kali ini, berjalan dua arah. Salah satu siswi Setyaningsih, menanyakan bagaimana cara membuat berita bagus dan menarik. Dengan harapan berita seperti itu, kedepan bisa menjadi halaman utama majalah.

Mendapatkan pernyataan tersebut, bapak beranak dua ini menjelaskan, jika menarik tidaknya berita berada di tangan penulis. Oleh karena itu, sebelum menuliskan sesuatu harus membuat sebuah perencanaan yang matang, menentukan nara sumber, dan mengumpulkan data dan fakta.

Cek dan ricek sebuah informasi juga penting, sebelum menuliskannya menjadi sebuah berita,” imbuhnya.

“Kalau mau menulis berita pertama cek dan ricek fakta, kemudian konfirmasi narasumber. Langkah itu mutlak dilakukan untuk menghindari opini,” tegasnya.

Perbincangan semakin asyik, ketika jurnalis gaek Imam Suroso HP, membahas proses mengelola majalah sekolah dan majalah dinding.

“Penempatan dan ukuran foto dalam majalah juga harus dipertimbangkan,” sambung penasehat RPS Tuban.

Di era millenial, kekuatan foto sangat luar biasa. Belakangan banyak tim redaksi majalah yang memperkuat foto yang dapat berbicara, dengan mengurangi jumlah naskah. Strategi ini juga salah satu menariknya sebuah majalah.

Sekretaris RPS Tuban yang juga jurnalis media televisi, Dion Fajar Arianto, juga berbagi pengalamannya kepada pelajar. Diantaranya proses mencari berita di media televisi.

Wartawan TV Nasional yang juga sekretaris ranting GP Ansor ini menambahkan, kalau wartawan harus banyak kawan atau jaringan, karena akan menguntungkan dalam hal mendapat informasi. Jika terlambat datang informasi peristiwa, tentu akan ketinggalan momen dan tidak bisa liputan.

Lebih dari itu, dalam membuat video jurnalistik konsep dasarnya gambar bercerita dan pengambilannya cut to cut. Cukup dengan melihat video, orang lain akan mengetahui maksud dari peristiwa tersebut.

Sementara itu, Riutami guru pendamping SMAN 1 Kenduruan mengaku sangat berterimakasih, karena RPS sudi berbagi pengalaman soal jurnalistik. Sinergi ini merupakan lanjutan dari sekolah jurnalistik kerjasama dengan Pertamina EP Asset 4 Cepu Field yang telah berlangsung di tahun 2017.

“Semoga dari kunjungan ini, majalah sekolah SMAN Kenduruan lebih produktif dan berkualitas,” harap nya. (Dur/Rul)

/