Pengusaha Batik Kerek Terpukul Corona

10
Salah satu pengrajin Batik Gedog yang ada di Kecamatan Kerek, Tuban.

kabartuban.com – Batik Gedog Tuban menjadi salah satu yang paling diburu selama bulan Rahmadan. Namun berbeda pada Ramadan Tahun ini. Pasalnya, semenjak adanya virus Covid-19, perekonomian di Indonesia kian menurun. Hal tersebut juga dirasakan oleh beberapa pengrajin batik gedog yang ada Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Dampak ekonomi wabah corona ini sangat memukul pengusaha dan pekerja batik. Mengingat keselamatan juga penting untuk saat ini, namun di sisi lain kebutuhan juga harus tetap terpenuhi.

Berdasarkan pantauan Kabartuban.com, salah satu kawasan Sentra Kerajinan Bantik Gedog Kecamatan Kerek, beberapa toko terlihat tutup. Hanya ada satu toko yang masih tetap buka, tepatnya Toko Batik Gedog Kerek milih H.M Sholeh yang beralamatkan di Jl. Kerek, Margorejo, Tuban.

Li’atun, karyawan di salah satu toko pembuatan batik mengatakan, selama pandemi Covid-19 ini, kondisi toko sepi tidak seperti biasanya. Tidak hanya itu, penurunan pembeli juga mulai dirasakan.

“Dalam sehari ini cuman ada 13 pengunjung yang datang ke toko, itu pun 5 pengunjung nggak beli,” jelasnya.

Li’atun menambahkan, selama pandemi Covid-19 pendapatan toko mulai menurun. Pada bulan Februari sekitar Rp93.801.500/bulan, pada bulan Maret Rp88.607.000/bulan, dan pada bulan ini pendapatan kurang dari Rp50 juta/bulan.
“Karena biasanya dari perantauan Kalimantan yang pulang ke Tuban sudah pasti bawa oleh-oleh berupa batik. Kalo pandemi masih ada hingga lebaran nanti ya jelas semakin menurun juga karena himbauan dari pemerintah tidak boleh mudik,” tambahnya.

Pemilik toko, Nur Mufidah menjelaskan bahwa selama pandemi Covid-19 kondisi toko menjadi sepi dari biasanya. Namun meski demikian, dirinya mengaku bahwa usahanya masih memproduksi batik walaupun permintaan semakin menurun.

“Sementara ini kita ngerjakan pesanan. Jadi masih memproduksi hingga hari ini, meski penjualan retail menurun. Semoga tetap ada pesanan agar karyawan tetap bekerja,” ungkap pemilik toko.

Di tempat berbeda, Berliana selaku masyarakat setempat menjelaskan bahwa untuk tetap bisa berjualan selama pandemi Covid-19 tidaklah mudah. Mengingat imbuan dari pemerintah untuk tetap berada di rumah dan juga larang mudik tahun ini, membuat permintaan Batik Gedog kian menurun.

“Solusi yang tepat untuk memecahkan permasalahan ini ya, dengan menjual dagangan secara online,” pungkasnya. (wid/dil)

/