Pertamina EP dan RPS Ajak Pelajar Jadi Netizen Cerdas

553
Moh. Abdurrohim salah satu pemateri dalam sekolah jurnalistik dasar yang mengajak warganet bijak bermedsos.

kabartuban.com – Menjadi Netizen atau warganet yang cerdas, adalah materi yang ditekankan pertama kepada 30 pelajar SMK Al Mustawa Desa Prambontegayang, Kecamatan Soko, dalam kegiatan Sekolah Jurnalistik (SJ).

Program tersebut merupakan rangkaian perhelatan kerjasama antaraPertamina Eksplorasi Produksi (EP) Asset 4 Sukowati Field-SKK Migas dengan Ronggolawe Press Solidarity (RPS) yang dilakukan di wilayah sekitar Lapangan Migas Mudi ini, merupakan Tuban.

“Bermedia sosial ada rambu-rambunya. Jangan jadikan jemari menjadi pemantik kita menuju jeruji besi,” ujar salah satu pemateri Moh. Abdurrohim, selepas menyampaikan materi kepada pelajar SMK Al Mustawa, Senin (8/10/2018).

Jurnalis media online Kabartuban.com ini, kemudian berbagi tips cara menjadi pengguna media sosial yang bijak meliputi, hentikan kebiasaan mengeluh di medsos, karena itu membuat orang lain pengen nimpuk. Memberikan informasi yang positif, berkarya di media sosial, berbisnis online karena ada kisah tukang ojek jadi kaya raya setelah menggeluti bisnis online.

Ada pula hal-hal yang perlu dihindari ketika bermedia sosial, diantaranya menyinggung SARA, menggunakan bahasa yang kasar, menyindir seseorang, berhenti jadi drama queen, mengunggah foto sensual, filter pertemanan anda, pasang identitas asli namun tidak bersifat pribadi, tidak perlu berbagi nomor telepon.

“Dalam Surat Al Hujjurat ayat 6 juga disebutkan bahwa jika ada berita yang datang maka periksalah dengan teliti sumbernya. Supaya tidak menimbulkan keadaan yang buruk dan membuat menyesal,” terang alumnus Stitma Tuban.

Bapak anak satu ini, menambahkan bermedsos tak sebebas jemari menggelitik menulis status atau mengupload foto. Ada beberapa tindakan yang dapat menyeret netizen ke jeruji besi. Hukuman di medsos, penghinaan atau pencemaran nama baik dijerat Pasal 45 ayat 3. Dipidana paling lama 4 tahun.

Sebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen. Dijerat pasal 45A ayat 1, dipidana enam tahun. Sebarkan kebencian atau permusuhan individu atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan ataa suku, agama, ras dan antar golongan (SARA). Dijerat Pasal 45A ayat 2. Dipidana maksimal 6 tahun.

Di 2017 jumlah pengguna internet di Indonesia capai 143,26 juta jiwa. Indonesia peringkat keenam dalam penggunaan internet. Sedangkan di Tuban, 800 warga memiliki akun medsos dari jumlah penduduk 1,3 juta jiwa.

Sementara itu, Legal and Relations Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field, Tarmizi, mewakili perusahaan bahwa Pertamina EP sudah 30 tahun berada di Tuban. Alhamdulillah Blok Tuban 100% sudah merah putih.

“Alhamdulillah support dari manajemen, sehingga terselenggara program ini. Untuk lokasi Pertamina EP ada di Desa Rahayu, Soko dan Sukowati-Bojonegoro,” sambung pria asal Aceh ini.

Pria humanis ini, berpesan peserta program SJ serius dan komunikatif selama dua hari kedepan. Selain belajar menulis berita, materi penting lainnya adalah menjadi netizen yang cerdas. Dikarenakan di era digitalisasi ini, setiap orang leluasa menerima dan menyebarluaskan informasi.

Kepala SMK Al Mustawa, Supaat, berterimakasih kepada RPS dan Pertamina EP Asset 4 Sukowati Field karena berbagi ilmu di lembaganya. Selama ini di sekolah yang terletak di sebelah Barat Lapangan Mudi ini, belum pernah ada materi jurnalistik.

“Kami merasa senang. Kalau program ini dilakukan tiap tahun tentu menjadi kebanggaan,” tambahnya.

Kerjasama antara SMK Al Mustawa, RPS, dan Pertamina EP semoga langgeng dan memberi nilai manfaat bagi semua. Yang terpenting ada tindaklanjutnya, supaya greget dan semangat anak-anak SMK terjaga.

Ketua RPS Tuban, Khoirul Huda, mengucapkan terimakasih kepada SMK Al Mustawa karena menerima kehadiran program. Sekaligus Pertamina EP sebagai penyupport program. Tahun ini hanya Pertamina EP yang support kegiatan ini, dan RPS yang berbagi pengalaman jurnalistik.

“Selain pendidikan, Pertamina EP Asset 4 juga peduli pada kesehatan, ekonomi, dan lingkungan,” imbuh wartawan Harian Bhirawa.

Anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) ini berharap sesuai tugas tanggungjawab sebagai wartawan adalah edukasi, selain itu juga mengontrol sosial. Edukasi ini kami wujudkan dengan sekolah jurnalistik.

Lebih dari itu, terbuka lebar bagi peserta program jika kedepan berminat menjadi jurnalis. RPS siap mendampingi dan menjadi konsultan jika kedepan ingin mengelola media sekolah.

“Seriuslah selama mengikuti SJ, karena kalau setengah juga ilmu yang didapat tidak maksimal,” pungkasnya. (Dur/Luk)

/