Pertamini Ludes Terbakar, Satu Orang Luka Bakar

1926
Petugas PMK dari Kabupaten Bojonegoro dibantu warga saat melakukan upaya pemadaman SPBU Pertamini di Kecamatan Parengan Tuban.

kabartuban.com- Suli (60) masih nampak shock dengan luka bakar di tangan dan wajahnya akibat tersambar api dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mini atau yang umum disebut Pertamini miliknya tadi pagi  (6/3/2017).

Pria warga Desa Suciharjo, Kecamatan Parengan ini tidak menyangka, percikan listrik dari stop kontak (Penyambung kabel listrik) pompa dispenser Bahan Bakar Minyak (BBM) membakar tempat usahanya hingga ludes.

Kasubag Humas Polres Tuban, AKP Elis Suendayati, saat dikonfirmasi mengatakan, kebakaran tersebut bermula saat pemilik Pertamini (Suli) tengah mengisi ulang dispenser BBM miliknya. Saat itu, penampungan BBM yang sedang diisi penuh mengakibatkan BBM jenis Pertalit meluber.

Khawatir luberan bensin mengenai aliran listrik pada pompa BBM, korban mencabut stop kontak yang justru menimbulkan lompatan listrik (Percikan api) menyambar tumpahan BBM dalam mesin penjualan BBM.

“Karena meluber itu, korban mencabut cokolan pompa BBM dari stop kontak, saat mencabut ada percikan listrik yang menyulut bahan bakar di Pertamini,” terang AKP Elis (6/3/2017).

Melihat api menyambar SPBU miliknya, spontan korban berteriak meminta tolong kepada warga sekitar yeng kemudian berdatangan untuk membantu, sempat dilakukan pemadaman api dengan alat seadanya, namun kobaran BBM tidak mudah dijinakan.

“Tetangga korban berdatangan mendengar ada teriakan minta tolong, dan berusaha memadamkan api,” jelas AKP Elis.

Api baru dapat dipadamkan sekitar satu jam, setelah satu unit pemadam kebakaran dari Kabupaten Bojonegoro datang ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). “Dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa, kerugian ditaksir sebesar Rp 30.000.000,” imbuh AKP Elis.

Sebelumnya, Wakil Bupati Tuban, Ir. H. Noor Nahar Hussein, M.Si meminta Dinas terkait segera menertibkan keberadaan Pertamini yang ada di Tuban. Selain persoalan ijin yang belum jelas, Pertamini dinilai tidak aman karena tidak memiliki lisensi (Standart) resmi dari otoritas minyak dan gas, yakni Pertamina.

“Standart keamananya tidak jelas itu, makanya akan kita minta itu di data,” kata Wabub. (Luk)

/