Peternakan Kuda Penambangan Bakal Membuka Sekolah Berkuda Tuban

80

kabartuban.com – Tuban tempo dulu cukup dikenal dengan Andong atau yang biasa disebut Dokar. Meskipun saat ini jumlahnya sudah sangat jauh berkurang, Dokar masih banyak kita lihat dan menjadi salah satu alat transportasi publik di Tuban. Kendaraan bertenaga kuda tersebut banyak mengangkut masyarakat dari belanja di pasar. Dibalik lalu lalang Dokar di jalanan Tuban, terdapat pusat peternakan kuda di Desa Penambangan, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Peternakan yang dikelola oleh Totok tersebut mampu menampung hingga 50 ekor kuda.

Totok, warga asli Desa Penambangan tersebut sudah mulai usaha dagang kuda sejak tahun 2005, dan pada tahun 2009 hingga 2010, Totok juga mulai mengikuti sejumlah event pacuan kuda di tingkat regional dan nasional.

“Usaha ini dirintis dari kecil, dulu cuma punya dua kuda, lalu beli jual, beli jual sambil ada yang dianak pinakan. Dari dulu saya kerja Andong dan sampai sekarang juga masih narik Andong,” kata Totok kepada wartawan media ini.

Lebih lanjut Totok mengisahkan riwayat kerjanya yang sejak dulu menjadi penarik Andong atau Dokar. Sebelum membuka usaha peternakan kuda tersebut, Totok mengatakan dirinya ikut kerja ke H. Ali Hasan (almarhum), salah seorang konglomerat di Tuban yang merupakan ayah dari Bupati Tuban terpilih, Aditya Halindra Faridzky.

“Setelah dari Bapak Ali Hasan, saya langsung buka usaha sendiri, yaitu ternak kuda sambil dagang kuda. Saya sendiri dengan anak saya mengurus peternakan ini, dan ada satu joki dari Sumba,” terangnya.

Dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, peternak kuda di Penambangan tersebut hanya menampung 13 ekor kuda, berbeda dengan hari biasa di luar pandemi yang bisa mencapai 50 ekor kuda. Sebagian besar kuda yang ada di sana berasal dari NTT dan Sumba.

“Wabah virus Corona ini tentunya sangat berdampak. Pacuan kuda tidak ada dan wisata – wisata tutup. Jadi yang beli kan kebanyakan orang wisata, di Jogja, Borobudur, Bromo, dan Trawas. Sedangkan kuda pacu juga sudah tidak diijinkan lagi, kemarin Piala Presiden tidak jadi. Sudah tidak ada event lagi,” kata Totok saat dikunjungi redaksi kabartuban.com di rumahnya.

Hingga saat ini, peternakan kuda di Penambangan tersebut mengaku tidak pernah sekalipun mendapatkan perhatian dari pemerintah. Totok mengatakan, tidak pernah ada bantuan dalam bentuk apa pun dari Pemerintah Kabupaten Tuban selama dirinya menjalankan usaha peternakan kuda.

“Tidak pernah ada bantuan, tidak ada pengelolaan dari pemerintah. Sedangkan kita mau minta obat aja, itu harus pakai proposal. Padahal itu obat sepele, karena itu kan tidak dijual toh, namanya Bisolamin,” tandasnya.

Kepada wartawan media ini, Totok mengatakan akan membuka sekolah berkuda. Hal tersebut rencana akan dibuat ke depan, untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat Tuban yang mau belajar berkuda ata sekedar mengenal dunia kuda. Selain itu, dirinya juga akan menyiapkan paket kereta kencana yang bisa digunakan untuk acara pernikahan. (Hin/Nat)

/