Rezeki di Atas Tumpukan Sampah

556
Rantiem dan pemulung perempuanlain saat memilah rezeki diatas tumpukan sampah.

kabartuban.com – Bagi sebagian besar orang, barang-barang yang tidak terpakai lagi akan langsung berakhir ditempat sampah. Tidak sedikit juga barang-barang tak berguna ini menumpuk dan berserakan seakan tidak bernilai dan tidak sedap dipandang.

Namun tidak demikian bagi sekelompok warga yang tinggal di lingkungan Tempat Pembunangan Akhir (TPA) sampah Gunung Panggul, Semanding Tuabn. Tumpukan sampah yang tak jarang berbau kurang sedap dan kotor itu, justru menjadi sumber penghidupan bagi mereka.

Salah satunya adalah Sunardi, warga Gedongombo, Semanding, yang rumahnya tidak jauh dari lokasi TPA. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pria ini memilah-milah sampah di area TPA untuk dijual kepada pengepul sampah yang biasa mengambil dari pemulung dilokasi tersebut.

“Yang paling lumayan harganya botol plastik mas, kalau jenis plastik-plastik lain sama kertas ini tidak terlalu mahal,” terang Sunardi saat ditemui kabartuban.com di area TPA pengolahan sampah (3/8/2017).

Memurut Sunardi, botol plastik bisa laku Rp2.000 per Kilogram, sementara botol kaca hanya Rp300 saja. Tidak hanya botol, sampah lain seperti kertas dan kantong plastik juga dipilah untuk dijual kepada pengepul, harganya memang tidak semahal botol plastik, namun cukup menambah pundi-pundi rupiah baginya.

Dari kegiatan mengumpulkan dan memilah sampah ini, warga dapat memperoleh 25.000 hingga 30.000 setiap hari.

“Kalau kesini (TPA.red) mulai pagi mas, sampai jam empat sore, kadang bisa sepuluh kilo sampai dua puluh kilo, dan tergantung jumlah sampahnya mas,” terang Sunardi.

Tidak hanya Sunardi, terdapat belasan pemulungn yang menggantungkan hidup dari sampah di TPA Gunung Panggul ini. Kebanyakan adalah kaum wanita. Para kaum hawa ini seakan tidak peduli, mereka nampak tak menaruh jijik pada tumpukan sampah yang kotor dan bau dari sampah yang mereka pungut.

“Kalau jijik ya gak dapat duit mas, wong tempat sampah,” terang Rantiem pemulung lain yang juga warga Gedongombo.

Rantiem mengaku, dari memilah sampah itu kadang dia juga menemuka rizki nomplok, karena menemukan uang diantara sampah, kalau sudah begitu Rantiem jadi senang karena mendapatkan hasil tambahan.

“Kalau uang recehan ya kadang ada mas. Kadang limaratus, ya seribu, tapi ya gak sering mas,” cerita Rantiem. (Luk)

/