Semen Indonesia, Ajak Pelajar Bijak Bersikap di Era Digital

4
Waka Kesiswaan SMAN 4 Tuban, Yanik Muda Wuryandani saat memberikan sambutan pada pembukaan workshop milenial vlog.

kabartuban.com – Berkembangnya zaman di era digital, harus disikapi dengan bijak. Karena konsewensi hukum akan diterima, ketika mengunggah tulisan atau video yang tidak benar di media sosial. Konsekwensi hukum itu tidak hanya pada diri sendiri, tapi juga orang lain.

Kasi Humas PT Semen Indonesia Tbk, Pabrik Tuban  mengatakan, internet adalah kebutuhan pokok, bahkan melebihi kebutuhan primer manusia saat ini.

“Di antaranya adalah video atau youtube yang banyak digemari,” ujar Arif Zainudin saat membuka kegiatan workshop milenial vlog di SMAN 4 Tuban Rabu (30/10/2019).

Workshop tersebut kerja bareng PT Semen Indonesia dan Ronggolawe Press Solidarity (RPS), yang pelaksanaan di lima sekolah pada beberapa kecamatan.

Yakni di SMAN 1 Tuban, SMKN 1 Tuban, dan ketiga di SMAN 4 Tuban. Selanjutnya di SMAN Kerek dan SMK Manbail Futuh Jenu.

Menurut dia, vlog  mulai berkembang sekitar tahun 2000 an. Di Indonesia masuk san berkembang mulai 2012 dan booming 2014.

“Semen Indonesia menggelar workshop agar siswa saat membuat vlog menghasilkan konten yang berkualitas,” ujarnya.

Sebab, workshop tersebut akan berisi materi literasi digital, teknik pengambilan gambar video, editing video dan lainnya.

“Jadi nanti vlog yang dibuat berkualitas dan sesuai dengan aturan,” katanya

Ketua RPS, Khoirul Huda mengatakan workshop digelar untuk mendidik siswa agar tidak terjebak dalam kabar hoaks dan bisa bermedia sosial secara sehat.

“Ini salah satu tanggungjawab wartawan. Selaib mengritisi juga mengedukasi,” terangnya.

Literasi digital diberikan karena para siswa saat komunikasi di media sosial, yang dilakukan kadang kurang etis dan sesuai adat ketimuran.

“Tanggunngjawab untuk ikut mendidik, bagaimana bermedia sosial yang santun dan tidak melanggar,” tandasnya.

Sementara Waka Kesiswaan SMAN 4 Tuban  Yanik Muda Wuryandani mengatakan bersyukur digelar workshop di sekolahnya.

“Karena itu workshop harus diikuti sampai selesai, ambil ilmunya,” katanya.

Sebagai waka kesiswaan, dia mengaku sudah sering memberikan pengertian jangan mudah menulis atau curhat di medsos.

“Karena bahaya kalau medsos digunakan sevara tidak bertanggungjawab,” tandasnya.(Dur/Rul)

/