Sosok Dibalik Penghargaan Piala Adipura

601
Salah satu anggota Pasukan Kuning saat memberikan sampah di Jalan Pramuka Tuban.

kabartuban.com – Suara sapu lidi terdengan menggores aspal di Jalan Pramuka Tuban, pagi itu. Suaranya semakin jauh dan terus menjauh, rupanya seseorang degan pakaian berwarna kuning dengan gerobak khasnya sudah jauh bergeser dari posisi sebelumnya, jejaknya meninggalkan jalan yang semula kotor oleh daun dan sampah berserakan menjadi bersih, Selasa (8/82017)

Merekalah pasukan kuning, orang-orang yang beperan penting dalam menjaga kebersihan kota. Atas peran mereka pula Kabupaten Tuban tahun ini, mendapatkan penghargaan Piala Adipura 2017 dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sebagai salah satu kota bersih di Indonesia.

Tidak banya yang memperhatikan aktifitas pasukan para pembersih ini, aktifitas merekapun kadang luput dari perhatian masyarakat bahkan pemerintah sendiri.

Seperti salah satu anggota pasukan pembersih sampah ini adalah Untariati (52), warga Baturetno, Tuban. Aktifitas Untariati dan rekan-rekan sesama petugas kebersihan sudah dimulai sejak pagi buta saat sebagian orang masih tidur menikmati hangatnya selimut mereka. Komitmen pasukan ini ketika warga kota yang akan melintasi jalan merasa nyaman dan segar dengan kondisi kota yang bersih itu.

“Saya habis subuh sudah siap-siap berangat bekerja, dan pukul 05.00 saya sudah mulai menyapu jalan ini,” kata Untariati, saat ditemui di Jalan Pramuka Tuban.

Bulan ini bulan Agustus, setiap tahun, pada bulan ini diperingati sebagai hari kemerekanan, bulan ini juga sebagai bulan bersejarah keberhasilan para pahlawan merebut kemerdekaan dengan tetesan keringat bahkan darah mereka. demikian juga anggota pasukan kuning, sejak pagi keringat sudah mengalir didahi mereka, meski bukan sedang berjuang merebut kemerdekaan, mereka patut juga disebut sebagai pahlawan yang menjaga kebersihan, mereka pahlawan peraih Adipura.

“Kadang kami juga membersihkan sisa-sisa kegiatan masyarakat, kalau musim Agustusan seperti ini, banyak kegiatan jalan-jalan jadi sering kotor, tapi itu tidak masalal, inilah tugas kami,” terang Wanita itu disela sela membersihkan Jalan Pramuka dari daun yang berguguran.

Karena sudah menjadi tanggungjawab mereka, rasa capek dan lelah membersikna linglungan perkotaan, akan terus mereka lakukan, demi mewujudkan lingungan kota yang bersih, indah dan nyaman.

Tidak hanya pagi hari, pasukan kuning ini rupanya juga bekerja hingga siang, memastikan tidak ada sampah dijalan-jalan dalam kota, terutama saat musim panas seperti sekarang ini. Banyak daun dari tanaman dipinggir jalan yang berguguran, karenanya mereka bisa menyapu tiga hingga empat kali sehari, bahkan di hari Minggu.

“Kadang sampai empat kali menyapu, ini musim panas, maklum daun jatuh lebih sering, beda kalau musim hujan. Bergantian mas liburnya, kebetulan saya libur jumat, makanya minggu kadang saya juga masih menyapu,” terangnya.

Sementara itu, Kabag Humas Pemkab Tuban, Agus Wijaya mengatakan, di Tuban ada total 177 tenaga kebersihan, yang setiap hari bekerja keras membersihkan kota, jumlah itu termasuk sopir pengangkut sampah dari kota menuju tempat pembuangan akhir akhir (TPA) di gunung Panggung Kelurahan Kedung ombo Semanding.

“Memang merekalah ujung tombak kebersihan kota, mereka juga pahlawan peraih adipura, tentu juga keterlibatan komponen lain pendukungnya,” terang Agus ijaya. (Luk)

/