Tanamkan Budaya Literasi, STITMA-ANSOR Gelar Bedah Buku

591
Amirul Ulum Penulis Buku Yusuf Al - Maqossari "Mutiara Nusantara di Afrika Selatan saat memaparkan karya-nya di hadapan mahasiswa STITMA Tuban.

kabartuban.com – Budaya literasi di Kabupaten Tuban mulai menggeliat, banyak kagiatan bedah buku dilakukan berbgai kelompok dikabupaten berjuluk Bumi Wali dewasa ini. Salah satunya seperti dilakukan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Makdhum Ibrahim (STITMA) bersama GP Ansor Tuban.

Tidak kurang dari 300 peserta terdiri dari Mahasiswa, anggota GP Ansor dari masing-masing PAC se-Kabupaten Tuban mengikuti Bedah Buku Syaikh Yusuf Al – Maqossari “Mutiara Nusantara di Afrika Selatan, di Auditorium STITMA Tuban (18/4/2017) sore tadi.

Kegiatan Bedah buku semakin menarik dengan kehadiran penulisnya langsung, yaitu Amirul Ulum yang juga Penulis Buku Kartini Nyantri, disamping itu juga hadir Praktisi Akademisi, Jamal Ghofir yang juga seorang penulis buku.

Plt Ketua STITMA Tuban, Ainul Yaqin mengatakan, bedah buku itu merupakan ikhtiar untuk membumikan gagasa besar Islam Nusantara di kalangan warga Nahdliyyin dan mengetahui peranan Ulama yang terkenal di luar Negeri.

‘’Ini merupakan salah satu ikhtiar untuk melakukan penguatan Islam Nusantara, dan mengenal perana Ulama kita” katanya (18/4/2017).

Selain itu, banyak Ulama Nusantara yg terkenal didunia sebagaimana Syaikh Yusuf Al-‘Maqassari, Seorang ulama yg di buang oleh kompeni di Afrika Selatan.

“Semagat perjuangan terus membara walau ditempat pembuangan, dan itu harus kita warisi,” terang mantan Ketua PC PMII Tuban ini.

Sememtara Wakil Ketua PC GP Ansor Tuban, Ghufron mengatakan, dengan bedah buku, akhirnya mengetahui bagaimana perjuangan para ulama, serta dengan begitu GP Ansor bisa menyiapkan kader-kader tangguh untuk NU kedepan, dan patut dikembangkan Islam Nusantara sehingga Tidak tergerus oleh zaman.

“Semoga ini bisa memotifasi untuk terus bergerak, maka sangat penting kita sering membaca, dari kita membaca wawasan kita akan semakin luas,” tegas Ghufron

Sementara itu, salah satu peserta dan juga Alumni STITMA, Wawan mengungkapkan sebagai kader muda NU, keinginan untuk mempelajari Islam Nusantara yang mengedapankan nilai moderat semakin terpacu.

“Ini adalah sebagai citra pendewasaan kader  NU, islam Nusantara adalah islam yang toleran,” kata pemuda ini. (Luk)

/