Terimbas Teroris, Pedagang Kembang Api Mengaku Sepi Pembeli

452

kabartuban.com – Aksi teror bom yang terjadi di Surabaya beberapa waktu lalu rupanya berdampak pada omset penjualan petasan dan kembang api, yang dijual sejumlah pedagang dadakan memasuki bulan suci Ramadan ini. Jika biasanya penjualan petasan sudah mulai ramai pada awal Ramadan bahkan sebelum memasuki bulan suci tersebut, hal sebaliknya justru terjadi pada tahun ini.

“Saya mendekati puasa sudah jualan, sebelum puasa biasanya sudah banyak yang beli, kalau sore hari seperti ini sudah banyak yang beli,” kata Yahya, pedagang kembang api yang ditemui disekitar Jalan Diponegoro Tuban.

Pedagang menduga, sepinya pembeli petasan dan kembang api tahun ini disebabkan aksi teroris yang membuat orang tua melarang anak mereka bermain petasan, yang biasanya dimainkan saat sahur maupun setelah berbuka puasa.

“Semoga saja masih sepi karena awal puasa, bukan karena faktor lain. Saya pikir kalau terkait bom tidak terlalu juga,” kata Yahya ini.

Pedagang itu menambahkan, pada Ramadan tahun lalu setiap hari rata-rata dia mampu mendapatkan omset mendapatkan omset Rp400.000, namun saat ini turut menjadi Rp250.0000 saja sehari.

Sementara itu, Noor Hadi, pembeli warga Keluragan Latsari menilai, penurunan minat masyrakat terhadap kembang api dikarenakan masyarakat sekarang lebih menghindari barang-barang yang berbahaya, disamping itu jika memang membeli petasan saat ini orangtua cenderung mendampingi anaknya, sehingga pembelian juga dibatasi.

“Mungkin faktor bahayanya mas dihindari, sekarang kalau beli orangtua biasanya membatasi, tidak dikasih uang lantas membeli. Saya sendiri seperti itu untuk anak-anak,” katanya. (Hon)

/