Tolak Balak Corona, Dalang Tambakboyo Gelar Wayangan Tanpa Penonton

16
Pagelaran wayang mandiri Dalang Buntas live media sosial

kabartuban.com – Dalang Tambakboyo Tuban menggelar pertunjukan wayang tanpa penonton, setelah jadwal pementasannya gagal digelar lantaran kondisi darurat wabah virus corona. Aksi Dalang menggelar pertunjukan wayang tanpa penonton ini sebagai bentuk tolak balak dan di share melalui sosial media untuk tetap menghibur masyarakat secara streaming. Senin (6/04/2020).

Kepada wartawan media ini, Dalang Buntas Pradoto menceritakan alasan untuk menggelar pentas pewayangan tanpa penonton. Dirinya mengatakan, sebelumnya ada jadwal pentas di Desa Remen, namun dengan adanya kondisi virus corona jadwal pestas akhirnya diundur sampai tanggal 15 juni.

Dengan kondisi seperti ini, Buntas sebagai praktisi seni merasa tergugah untuk tetap mendalang walupun hanya sekadar cuplikan, tanpa penonton, dan memanfaatkan sosial media.

“Dengan maksud sebagai media untuk berdoa lewat karya agar bencana wabah virus corona segera sirna dari bumi pertiwi NKRI,” Ujar Buntas.

Pagelaran yang dilaksanakan di Sanggar Kusumo Carito yang beralamat di Jl. Raya sobontoro RT 03/RW 02 Desa Sobontoro, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban tersebut bertema Bimo Suci.

Sanggar dengan motto Sura Dira Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti yang mana dalam ungkapan bahasa Jawa tersebut memiliki arti kurang lebih, Keberanian, Kedigdayaan dan Kekuasaan dapat dikalahkan dengan panembah. Segala sifat angkara, lebur dengan kesabaran dan kelembutan. Pada intinya kejahatan suatu ketika akan kalah dengan kebaikan.

“Penampilan pada hari ini pun saya berpentas tunggal, tidak ada pengiring, tidak ada pesinden. Tunggal, memang tunggal. Memang itu bagian saya mematuhi himbauan dari pemerintah, tapi dari sini pun saya bisa memberikan pesan kepada masyarakat tidak tegang dengan kondisi yang ada,” terang Buntas.

Buntas lantas menceritakan, gagasan untuk menggelar pertunjukan wayang secara mandiri dan disiarkan online melalui media sosial tersebut, berawal dari seorang teman dari Solo yang sedang melakukan studi S2.

Aksi Dalang Buntas tersebut disambut baik oleh masyarakat. Salah satunya Neo Rendra Alfiana mengunggkapkan, bahwa pentas wayang kulit yang dilakulan secara online merupakan dobrakan baru. Dalam kondisi wabah Covid-19 yang belum berakhir, seniman bisa tetap berkarya, menghibur, dan berdoa lewat karya, meski hanya di rumah saja.

“Seluruh elemen masyarakat bisa ikut andil dalam mencegah penyebaran Covid-19, dengan catatan bergerak dibidangnya masing-masing. Seperti Pak Buntas yang berdoa melalui karya, saya yakin semua masyarakat bisa berbuat baik untuk masyarakat lain, sesuai bidang yang digeluti,” kata Rendra.

Pentas yang menceritakan Bimo Suci tersebut mulai digelar pukul 20.00 WIB waktu setempat, dan berlangsung selama lebih dari satu jam. Di penghujung acara dipersiapkan tumpeng tolak balak yang bagian atas tumpeng berbentuk tumpul, sebagai simbol tumpeng tolak balak. (wid/dil)

/