kabartuban.com – Selain wisata alam, Kabupaten Tuban yang dalam era pemerintahan Bupati Huda disebut sebagai ‘Bumi Wali’, menyimpan pesona wisata religi yang cukup luar biasa. Mulai dari jejak para pejuang agama yang tersebar di sejumlah penjuru Kabupaten, hingga makam para wali yang menjadi daya pikat kaum religius dari berbagai daerah.
Salah satunya adalah makam Sunan Bejagung atau Sayid Abdullah Asy’ari bin Sayid bin Sayid Jamaluddin Husein Kubro (Jumadil Kubro) yang berada di Desa Bejagung Kecamatan Semanding Tuban. Area makam yang pernah menjadi padepokan sang Sunan tersebut, dulu lebih dikenal dengan Astana Bejagung.
“Kalau menurut ceritanya, Mbah Asyarri ini adiknya mbah Asmoroqondi (Sayid Maulana Ibrahim Asmoroqondi), yang merupakan ayah dari Sunan Ampel dan Kakek dari Sunan Bonang,” kata Nursyam, salah seorang tokoh kampung di Tuban yang ditemui di lokasi makam, Jumat (20/11/2015).
Nursyam mengisahkan, dulu semasa hidupnya Mbah Asyari dikenal sebagai Modin atau pemimpin agama di kampung Bejagung tersebut. Di tempat yang kini menjadi area pemakamannya, dulu adalah padepokan dan tempat belajar untuk para santri.
Lebih lanjut Nursyam mengatakan, “Meskipun kelihatannya hanya seorang Modin, Mbah Asyari sakti dan penuh kharisma,” ungkapnya.
Bayangkan saja, sambung Nursyam, “Wong Tuban dadi ta’mir Masjid di Masjidil Haram Mekah (Orang Tuban jadi ta’mir Masjidil Haram di Mekah). Tiap hari tugasnya menyalakan dan mematikan lampu Masjidil Haram, padahal tinggalnya di Tuban,” tutur Nursyam.
Di lain pihak, Seorang peziarah dari Bojonegoro, Syamsuddin punya tujuan lain dengan kedatangan ke makam Sunan Bejagung. Bukan hanya berharap berkah Sang Wali, ada misi khusus yang membuat Syamsuddin datang ke Sunan Bejagung. “Saudara saya sedang sakit, dan saya datang ke sini atas saran seorang Kyai Tabib,” kata Syamsuddin.
Syamsuddin menambahkan, Kyai yang mengobati saudaranya memintanya untuk mengambil air dari sumur Sunan Bejagung. “Katanya air ini selain berkah dan menyehatkan, juga bisa menjadi salah satu sebab kesembuhan,” pungkas Syamsuddin.
Sementara itu dalam salah satu referensi, R. Soeparmo (1972:60) dalam Catatan Sejarah 700 Tahun Tuban mengatakan bahwa Syeh Muhammad Asngari (Modin Bejagung) adalah putra dari Syeh Mahandil Kubro dari Palembang, diambil putra oleh Prabu Cingkaradewa, Raja dari Champa. Datangnya di Jawa bersama putra Campa bernama Aria Abu Hurairah (Kyai Ageng Kapasan Surabaya) dengan keluarganya. (riz/im)