1,75 Juta Warga Miskin di Jatim Hanya Berpenghasilan Di bawah Rp 10 Ribu Perharinya

13
foto: Angka kemiskinan di Jawa Timur alami penurunan (dok. internet)

kabartuban.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan soal data penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2022. Dalam laporan tersebut, Jawa Timur menempati peringkat pertama.

Pendukung dikategorikan miskin jika memiliki rata-rata pengeluaran per kapita di bawah garis kemiskinan setiap bulannya. Garis Kemiskinan (GK) adalah ambang batas nilai rupiah pengeluaran minimum yang diperlukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan pokok, baik kebutuhan makanan, maupun non-makanan selama sebulan.

BPS menetapkan GK sejak September 2021 yaitu sebesar Rp 486.168 per kapita per bulan. Hal ini terdiri dari kebutuhan makan Rp 360.007 (74,05%) dan kebutuhan non-makanan Rp126.161 (25,95%).

Dikutip dari beritajatim.com Penduduk miskin paling banyak berada di Jawa Timur, yakni sekitar 4,2 juta orang, dengan proporsi 10,38% dari total penduduknya.

Meskipun presentase penduduk miskin Jawa Timur tergolong tinggi sejak awal pandemi, namun tahun ini presentasenya mengalami penurunan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jatim tercatat sebagai provinsi dengan penurunan angka kemiskinan tertinggi secara nasional.

Pada periode Maret-September 2021, penurunan angka kemiskinan di Jatim mencapai 313.130 jiwa. Sementara itu, pemerintah provinsi Jawa Timur terus berupaya menurunkan angka kemiskinan ekstrem.

Pendapatan penduduk miskin ekstrem hanya setara Rp9.089 per hari. Ini menunjukkan bahwa sebanyak 1,75 juta penduduk Jawa Timur pengeluarannya tidak sampai Rp10.000 per hari.

Hingga akhir tahun ini, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa berkomitmen untuk siap terus memberantas kemiskinan ekstrem di Jatim, serta turut mewujudkan target Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), yaitu kemiskinan ekstrem nol persen pada 2024.

Baca Juga:

King Bakery & Cake Adakan Promo Menarik, Pembelian Mulai Rp50 Ribu Gratis 1 Pcs Roti Bagelan

Tahun 2023 Tidak Semua Orang Bisa Beli LPG 3kg Begini Mekanismenya

Kunjungan Wisata Terbanyak di Tuban Masih Dipegang Wisata Religi

Pengentasan Kemiskinan Ekstrem

Menurut Sutawi, Guru Besar Universitas Muhammadiyah Malang, pengentasan kemiskinan ekstrem bisa berfokus pada tiga kegiatan kunci.

Pertama, melalui program bantuan sosial dan subsidi. Hal ini dalam rangka mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin ekstrem, baik berupa bantuan sosial tunai maupun bantuan pangan non tunai.

Kedua, melalui pemberdayaan masyarakat dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat miskin ekstrem. Misalnya dengan pemerataan pendidikan dan pelatihan.

Ketiga, pembangunan infrastruktur pelayanan dasar dalam rangka penurunan jumlah penduduk miskin. (nat/dil)