kabartuban.com – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menyebut jika pendidikan seks di Indonesia sangat lemah lantaran pendidikan seks masih dianggap tabu.
Hasto mengungkapkan, bahwa sebenarnya tingginya angka dispensasi pernikahan (diska) tidak hanya terjadi di Jawa Timur saja. Di sisi lain, saat pihaknya ingin melakukan seks edukasi masih menjumpai banyak tantangan.
“Pendidikan seks di Indonesia sangat lemah karena masih dianggap tabu,” ungkap Hasto dalam siaran pers.
Hasto menekankan bahwa pendidikan seks bukan edukasi bagaimana untuk berhubungan seks, namun diarahkan pada pengenalan alat reproduksi, termasuk fungsi dan cara menjaganya. BKKBN sendiri, sebenarnya telah membuat program bernama Generasi Berencana alias GenRe.
Baca Juga:
Kasus PMK di Kabupaten Tuban Kembali Naik, Pemkab Lakukan Penyemprotan Disinfektan
Jelang Imlek, Berikut Fakta Menarik Klenteng Kwan Sing Bio Tuban
Dilansir dari beritajatim.com, lewat program tersebut BKKBN ingin memberikan pendidikan seks lewat generasi sebaya. Adapun sasaran program ini yakni remaja usia 10-24 tahun yang belum menikah.
“Saya yakin jika remaja khususnya remaja, baik laki-laki dan perempuan mendapatkan seks education, mereka akan menjaga diri sebaik mungkin dan tidak akan melakukan free seks,” jelasnya.
Sebelumnya, ramai diberitakan ratusan pelajar SMA dan SMP di Ponorogo hamil di luar nikah. Adapun hal tersebut diketahui setelah ada seorang pelajar perempuan mengajukan permohonan dispensasi pernikahan ke Pengadilan Agama Ponorogo. (mel/*)