kabartuban.com – Berawal dari meneruskan usaha orang tua hingga akhirnya membuat inovasi agar usaha yang diturunkan ini tetap berjalan dilakoni oleh Maliki, warga asal Desa Mandirejo, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban.
Salah satu inovasi yang ia buat berupa penggunaan mata pisau untuk mempermudah memotong gayam agar selanjutnya dapat dijadikan kripik dan menghemat waktu kala produksi berlangsung.
“Membuat alat kalau yang dulu satu mata pisau tapi sekarang sudah sembilan mata pisau, sehingga bisa memperlancar produksi. Jadi ada perbedaan kapasitas kalau sebelum ada pisau banyak itu bisa menghasilkan 10-12 kg sehari penuh. Tapi kalau sekarang setengah hari sudah dapat 20-25 kilogram,” ucapnya saat ditemui oleh kabartuban.com, Jumat (10/02/2023).
Untuk kendala yang dihadapi sendiri, ayah 2 anak ini menyebutkan dari bahan baku kripik yaitu gayam. Hal ini disebabkan karena di wilayah Tuban sendiri pohon Gayam ini kebanyakan sudah ditebang sehingga mengurangi hasil dari buahnya.
Baca Juga: Pelapor Bawa Satu Saksi Bantah Statement KPU Tuban atas Dugaan Pelanggaran Administrasi
Sulitnya mendapatkan bahan baku produksi membuat usahanya terpaksa libur untuk sementara waktu. Namun, dirinya mengaku mencari solusi lain dengan membeli hana baku di luar kota Tuban. Produk Kripik Gayam ini dapat dijumpai di supermarket besar yang ada di Tuban dan untuk di luar kota permintaan sering dari wilayah Sidoarjo.
“Kalau di Sidoarjo satu minggunya itu mencapai 1 kwintal kalau kita produksi. Dulu juga pernah sampai kuwalahan karena permintaan pasar dari Surabaya dan Sidoarjo minta barengan,” ungkapnya.
Pria ramah ini juga menjelaskan omzet yang mampu ia dapatkan dari penjualan Kripik Gayam ini pada saat sedang ramai yaitu mencapai 30-50 juta rupiah perbulan.
Dirinya berharap hasil buah Gayam khususnya di Merakurak dapat bertambah banyak dan dibudidayakan, agar nantinya bahan baku yang bisa di dapatkan tidak perlu diambil ke luar kota seperti yang saat ini dilakoninya. (hin/dil)