kabartuban.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama dengan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky melaksanakan panen raya padi di desa Ngadirejo Kecamatan Widang.
Usai melaksanakan apel gelar pasukan dalam memperingati Hut satpol PP ke 73, Satlinmas ke 61 dan Damkar dan Penyelamatan ke 104, yang dilaksanakan di Alun-alun Tuban, Gubernur Jawa Timur beserta Bupati Tuban langsung bertolak ke Desa Ngadirejo kecamatan Widang.
Dalam panen raya tersebut, Gubernur Khofifah bersama Bupati Tuban memperkenalkan jenis alsintan modern yang telah banyak digunakan oleh petani negeri sakura Jepang, yaitu Combine harvester, yang digunakan untuk memanen padi di lahan seluas 1 hektare lebih di area sawah Desa Ngadirejo, Kamis (09/03/2023).
Hal ini dilakukan sebagai bentuk perhatian pemerintah agar peningkatan produksi panen dapat segera dilaksanakan. Penggunaan elsintan modern berupa combine harvester ini dapat difungsikan sebagai 3 kontrol yang berbeda yaitu menuai, merontokan, dan membajak sawah sekaligus.
Hal dapat meminimalisir jumlah bulir gabah yang terbuang, sehingga akan meningkatkan nilai produksi petani. Selain itu dengan satu pengoperasian bisa melakukan tiga hal, dapat menekan angka biaya tenaga kerja dan mengefisiensikan usaha tani.
“Jadi, gabah yang dipanen tidak bertebaran namun langsung masuk ke dalam wadah atau karung. Jika menggunakan metode panen tradisional angka gabah yang hilang bisa mencapai 10 hingga 11 persen. Dari jumlah panen provinsi Jawa Timur sebanyak 9,8 juta ton, maka artinya angka gabah yang bisa diselamatkan sebesar 1 juta ton,” ungkapnya.
Baca juga : Golkar Tuban Sepakati Lindra Nyabup 2024, PKB Belum Bisa Bicara Pilkada
Baca juga : Resmi! Polda Metro Jaya Tahan AG Kekasih Mario Dandy Usai Jalani Pemeriksaan 6 Jam
Sebagai provinsi penghasil padi dan beras tertinggi nasional di tahun 2021 dan 2022, BPS juga telah memprediksi Jawa Timur akan surplus beras hingga 1,13 juta ton di periode panen Maret hingga April 2023 ini.
Adapun di tahun 2022 angka surplus beras Jawa Timur mencapai 3,1 juta ton yang dipasok ke 16 provinsi di Indonesia bagian timur.
“Angka tersebut bukan perhitungan hasil produksi, namun adalah hasil perhitungan dari kebutuhan masyarakat Jawa Timur sebanyak 257.000 ton yang telah terpenuhi. Sisanya baru kita hitung surplus,” terang Khofifah.
Sementara itu, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky di kesempatan yang sama juga mengungkapkan, peningkatan produksi pertanian Kabupaten Tuban di tahun 2022 mengalami peningkatan dua hingga empat persen, terutama untuk jagung. Hal tersebut bisa dicapai dengan melaksanakan program peningkatan produksi yang terintegrasi dengan program provinsi dan nasional. Salah satunya dengan bantuan alsintan untuk meminimalkan biaya produksi petani.
Menurutnya, penggunaan combine harvester yang bisa digunakan untuk padi, gandum, jagung, kedelai dan lainnya, selain mempercepat proses pemanenan juga dapat mengurangi penyusutan hasil gabah.
“Jadi meminimalisir jumlah padi yang dibuang yang nantinya akan berpengaruh pada penambahan nilai produksi padi kita, dan Alhamdulillah petani kita sudah menggunakannya,” katanya. (hin/mel)