kabartuban.com – Siapa sangka puluhan kotak-kotak kecil yang berada di samping rumah Ferry Firdaus (23), pemuda asal Desa Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Pemuda tamatan SMK di Kabupaten Tuban tersebut membudidayakan Madu Klanceng sejak dua tahu terakhir. Berawal dari melihat tetangganya yang membudidayakan lebah yang kaya akan manfaat tersebut, Ferry Firdaus kemudian menekuninya hingga dapat menambah penghasilannya.
“Awalnya saya memang coba-coba ikut tetangga, terus saya beli 70 kotak langsung. Harga per kotaknya sendiri dibandrol Rp 200 ribu rupiah, disitu akhirnya mulai saya kembangkan hingga saat ini,” bebernya.
Hingga kini total kotak untuk budidaya Madu Klanceng mencapai 280 buah dan biasanya dalam satu buah kotak dapat menghasilkan minimal 150 ml dan dijual dengan harga Rp100 ribu per botolnya.
“Sekarang sudah ada 280 kotak, tapi itu belum yang di bambu. Saya budidaya ini sudah ada 2 tahunan dari sekarang, dibantu sama bapak juga. Kalau lebah jenis ini nggak tidak perlu dikasih makan karena dia cari sendiri, untuk masa produktifitasnya biasanya mencapai 3 sampai 4 bulan,” jelasnya.
Baca juga : 8 Pantangan Orang Jawa yang Tidak Boleh Dilanggar, Ini Penjelasannya
Memang diakuinya jika usaha ternak lebah penghasil madu ini tergolong mudah. Adapun dari segi pemasarannya sendiri Ferry mengaku tidak banyak menemukan kendala. Sebab, produknya sudah dengan mudah ditemui serta dipesan banyak konsumen.
Bahkan produknya sendiri sudah bisa menembus luar daerah, seperti Surabaya, Lamongan, Bojonegoro dan beberapa apotek lokal.
Ditanya mengenai omzet yang didapatkan, pihaknya enggan menyebutkan nominal berapa yang ia peroleh dari hasil budidaya Madu Klanceng.
“Tidak pasti, jika 1 kotak minim panen 150 ml, maka 280 kotak tinggal mengalikan saja,” ucapnya. (hin/dil)