Sikap Menghadapi Covid-19 Berdasarkan Kutipan Tulisan Andrea Hirata

3
Foto ilustrasi: Internet

Andrea Hirata merupakan seorang sastrawan yang sangat ahli dalam mengekspresikan keadaan dan emosinya melalui sebuah tulisan. Salah satu tulisan yang saya temukan sangat menggambarkan keadaan bumi kita di masa pandemi ini, kutipan “ikal” seorang Andrea Hirata dalam novel yang cukup fenomenal yaitu Laskar Pelangi.

“Kebodohan berbentuk seperti asap, uap air, kabut. Dan ia beracun. Ia berasal dari sebuah tempat yang namanya tak pernah dikenal manusia. Jika ingin menemui kebodohan maka berangkatlah dari tempat di mana saja di Planet biru ini dengan menggunakan tabung roket atau semacamnya, meluncur keatas secara vertical, jangan pernah sekali pun berhenti. Maka apabila kita tanyakan sesuatu kepada orang-orang bodoh, mereka akan menjawab dengan meracau, menyembunyikan ketidaktahuannya dalam omongan cepat, mencari beragam alasan, atau membelokkan arah pertanyaan. Sebagian lagi terpaku, mulutnya ternganga, ia diselubungi kabut dengan tatapan mata yang kosong dan jauh. Kedua jenis reaksi ini adalah akibat keracuanan asap tebal kebodohan yang menepul di kepala mereka”

Sebuah topik yang beliau pakai saat menulis tentang kutipan tersebut adalah tentang “Kebodohan”. Dalam kutipannya, Andrea Hirata berkata bahwa kebodohan berbentuk seperti asap. Menurut saya seluruh manusia di bumi ini sedang terjebak dalam asap atau kabut tebal kebodohan. Kebodohan itu sendiri menyangkut Covid-19. Covid-19 telah singgah selama hampir 9 bulan di seluruh penjuru dunia, wabah ini tentunya sangat meresahkan, khususnya bagi warga negara Indonesia yang sampai saat ini masih menerapkan protokol kesehatan.

Namun dapat kita lihat bahwasannya masih banyak masyarakat yang seolah tidak percaya akan adanya Covid-19, beberapa masyarakat yang tidak percaya diantaranya, tidak pernah memakai masker saat bepergian, atau anggota keluarga yang memulangkan paksa jenazah yang telah didiagnosa Covid-19 karena mereka tidak percaya akan hal tersebut. Kejadian tersebutlah yang menyebabkan angka kematian tinggi dan penyebaran virus Covid-19 meningkat begitu pesat. Kejadian tersebut dapat kita minimalisir dengan memberikan bukti nyata akan dampak Covid-19 serta meyakinkan mereka betapa bahayanya Covid-19.

“Sekarang dunia sedang dicoba lagi dengan corona. Humanity tak segampang itu dikalahkan. Tetap waspada namun santai dan tetap kreatif, Kawan….” tulis Andrea Hirata dalam postingan Instagramnya pada 10 Juni 2020 lalu. Melalui tulisan beliau, dapat diartikan bahwasannya kita boleh santai namun harus tetap waspada. Stay at home adalah solusi terbaik agar kita terhindar dari wabah Covid-19. Selain itu, menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dengan orang lain, tidak sembarangan memegang benda ketika berada di luar rumah dan selalu mencuci tangan.

Setelah menerapkan seluruh protokol kesehatan, alangkah lebih baiknya jika kita juga senantiasa bersyukur dan bersabar, karena pasti ada hikmah yang dapat diambil dari adanya wabah ini. Kemudian selain bersabar serta menerapkan protokol kesehatan, kita juga dianjurkan untuk tetap kreatif. Selama Covid-19 semua kegiatan bersifat online dan bukan berarti kita tidak melakukan apapun di rumah. Oleh sebab itu mengasah kreativitas merupakan salah satu sikap dalam menghadapi Covid-19.

Mengasah kreativitas bias berupa menulis, menulis apapun bisa menulis artikel, cerita pendek atau bahkan menulis novel sama seperti yang di lakukan Andrea Hirata selama masa pandemi ini, kemudian kita bias bermain musik atau mencoba hal baru. Bebas asalkan kita memanfaatkan masa pandemi ini dengan kegiatan yang positif dan tentunya bermanfaat bagi diri kita sendiri. Stay at Home and Stay Healthy!

Penulis: Letifa Qothrunnada Subhiya (Mahasiswa Semester 3 Bahasa dan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga)

Editor: Aidilla Winda P.

/