Situasi Darurat, Ketua IKA PMII Tuban Peringatkan Jangan Naikan Obat dan Alkes

7
foto ketua IKA PMII Tuban

kabartuban.com – Gelombang kedua penyebaran Covid-19 di Indoensia cukup memukul banyak pihak. Adanya berbagai varian baru Covid-19 membuat lumpunya berbagai sektor, mulai industri hingga ekonomi makro. Situasi darurat Covid pun tidak bisa dihindarkan, dan pemerintah telah memberlakukan PPKM Darurat. Dalam situasi tersebut, banyak indikasi dan potensi naiknya harga obat dan alat kesehatan.

Sejumlah pihak dikawatirkan akan memanfaatkan atau mengambil kesempatan untuk mengais keuntungan pribadi, misalnya dengan menaikkan harga obat dan alat kesehatan yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat saat ini.

Ketua Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Cabang Tuban angkat bicara tentang itu. Dalam siaran persnya, Khoirul Huda meminta apotek, toko obat dan penjual alat kesehatan untuk tidak menaikkan harga barang, dengan memanfaatkan situasi untuk keuntungan pribadi, Kamis (08/07/2021).

“Kita khawatir dalam situasi seperti ini dimanfaatkan oleh oknum atau pihak yang tidak bertanggjawab dengan memanfaatkan situasi,” terangnya.

Menurutnya, untuk melawan pandemi dibutuhkan peran semua pihak dengan memaksimalkan dukungannya terhadap upaya pemerintah dalam memerangi virus corona.

Apotik atau toko obat bisa berperan dengan mendatangkan obat yang dibutuhkan masyarakat dalam jumlah banyak, namun tidak menjualnya dengan harga tinggi, dan juga tidak menimbun obat atau alat kesehatan dengan harapan dapat meraih keuntungan yang besar.

“Karena sama saja misalnya harga normal, namun barangnya tidak ada karena sengaja ditimbun,” imbuhnya.

Jika ada yang sengaja menimbun atau menjual dengan harga yang tidak wajar. Misalnya harga di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) harus ada tindakan dari pihak berwenang. Menurut Huda, ini penting dilakukan agar masyarakat yang sudah susah tidak tambah susah.

“Tapi untuk kondisi seperti ini, Pemkab atau pihak berwajib harus bisa memastikan ini tidak terjadi, demi menolong masyarakat,” katanya.

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa masyarakat juga diharapkan mengikuti vaksinasi yang merupakan salah satu bentuk ikhtiar melawan Covid 19. Namun jangan sampai menimbulkan kerumunan yang membuat masyarakat semakin rentan terpapar virus. Pemerintah juga harus mencari cara lain, bagaimana target vaksin terpenuhi tanpa menimbulkan kerumunan.

“Pejabat publik dan aparat harus memberi contoh dan melakukan edukasi serta melakukan pendekatan persuasif pada masyarakat dengan diterapkanya PPKM Darurat saat ini di Jawa dan Bali,” urainya.

Lebih lanjut Huda menghimbau dan mengajak tokoh masyarakat, terutama para pemuda, ulama dan kiai untuk terus mengingatkan masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan dan tidak lupa melakukan ikhtiar batiniah dengan melakukan doa di rumah masing-masing agar pandemi Covid 19 ini cepat berlalu dan kita bisa hidup normal lagi. (Nat)

/