Harga Dari Bulog Rendah, Petani Jual Hasil Panen ke Luar Daerah

390

kabartuban.com – Para petani di wilayah Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban memilih untuk menjual gabah mereka ke tengkulak asal Provinsi Jawa Tengah. Menurut petani, harga yang ditawarkan para tengkulak asal Jawa Tengah tersebut lebih cocok dan sesuai harapan petani.

“Dijual ke tengkulak, rata-rata berasal dari daerah Jawa Tengah,” ujar salah satu petani yang enggan disebutkan namanya itu kepada kabartuban.com Jumat (01/04/2016).

Ia menuturkan bahwa, para petani menjual ke tengkulak Jawa Tengah karena bulog atau tengkulak di Tuban tidak berani menawar dengan harga tinggi sesuai yang diinginkan oleh petani. Bahkan, untuk menjual hasil panen ke bulog para petani mengalami kesulitan karena tidak memiliki akses. Karena menurut kabar yang beredar, untuk menjual hasil panen mereka, petani harus rekanan terlebih dahulu dengan bulog.

“Langsung dijual ke tengkulak, kami tidak mikir kirim. Tengkulaknya yang kesini,” katanya.

Karjo yang juga anggota Komisi B DPRD Tuban saat dikonfirmasi secara terpisah mengatakan bahwa seharusnya hasil panen para petani di Tuban tidak perlu dijual ke luar daerah. Karena menurutnya, hal tersebut akan mempengaruhi stok ketahanan pangan. Jika panen padi banyak yang dijual diluar daerah maka stok ketahanan terancam berkurang.

Guna menjaga ketahanan pangan, Karjo meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Bulog membuat kebijakan agar hasil panen para petani lokal dapat diserap dan tidak dijual diluar daerah, kecuali hasil panen telah melebih stok.

“Secepatnya akan kami komunikasikan dengan dinas terkait, termasuk bulog dan dinas pertanian sebagai wakil dari pemerintah,” ujar politisi PDI Perjuangan itu.

Sementara itu, Efdal MS selaku Kepala Bulog Sub Drive III Tuban saat dikonfirmasi mengatakan bahwa para tengkulak membeli hasil panen petani dengan sistem tebas. Bahkan, terkadang para tengkulak memberikan uang muka terlebih dahulu pada pemilik lahan sebelum padi memasuki masa panen. Berbeda dengan tengkulak, ia mengatakan bahwa bulog tidak menggunakan sistem tebas dan harga yang ditawarkan sudah sesuai dengan aturan dan ketentuan.

“Tengkulak belinya tebasan terkadang bayar uang muka, tapi bulog tidak seperti itu,” tegasnya. (su/riz)

/