Pancaroba Jadi Musim Panen Buah Srikaya

1876

kabartuban.com – Masa peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau atau yang lebih sering disebut sebagai Pancaroba seperti saat ini menjadi hal yang membahagiakan bagi pembudidaya buah Srikaya di Dukuh Puthuk, Dusun Krajan, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Tuban. Karena di masa seperti inilah tanaman Srikaya dapat dipanen setelah menunggu masa berbuah.

“Panen pertama mas, biasanya akan dipanen dua hari sekali sampai buahnya habis saat musim begini,” kata Kadiran, pemilik kebun Srikaya kepada kabartuban.com Selasa (29/03/2016).

Kadiran menjelaskan bahwa, menanam Srikaya cukup menguntungkan meski dalam satu tahun hanya dapat dipanen dua kali yakni pada akhir musim kemarau dan akhir musim hujan seperti sekarang ini. Menurut Kadiran budidaya buah Srikaya nyaris tanpa perawatan, karena setelah pohon ditanam cukup diberikan pupuk kandang satu tahun sekali tepatnya pada saat musim hujan.

“Tanpa perawatan, disemprot obat atau pestisida juga gak usah, soalnya hama juga tidak ada. Pohon Srikaya ini sebenarnya hanya tumpang sari, dahulu ditanam untuk terasiring atau pematang lahan karena tidak terlalu rimbun pohonya,” jelas Kadiran.

Setelah dipanen, buah Srikaya biasanya akan dijual ke para tengkulak yang datang dari berbagai daerah seperti Surabaya, Gresik dan Lamongan. Bahkan, para pengepul juga menjual buah Srikaya Puthuk ke Jakarta.

“Oleh pengepul biasanya dibeli 25 ribu hingga 50 ribu per keranjang, tergantung ukuran buahnya,” kata Kadiran.

Sementara itu, salah satu perangkat Desa Bektiharjo Eko Maskarbulik berharap pembudidayaan Srikaya yang belakangan dilakukan oleh warganya dapat menjadikan Desa Bektiharjo sebagai sentra buah Srikaya.

“Harapanya nanti desa kami jadi sentra buah Srikaya, dan nantinya buah dapat ini diolah menjadi produk lain, karena hasilnya cukup banyak saat musim panen,” ujar Eko. (lk/riz)

 

/