kabartuban.com – Ketupat merupakan makanan yang dibuat dengan bahan dasar beras yang dibungkus dengan anyaman daun lontar ini tentunya sudah tidak asing di lidah orang Indonesia.
Memasuki bulan Sya’ban, banyak masyarakat yang membuat ketupat untuk dikonsumsi dengan berbagai sayur pendamping, seperti opor ayam, kari ayam dan berbagai macam sayur lainnya.
Penjual ketupat pun dapat ditemukan di berbagai tempat, salah satunya di Pasar Baru Tuban. Penjual ketupat tidak hanya menjual ketupat yang sudah jadi, namun juga menjual tempurung ketupat agar memudahkan masyarakat yang ingin membuat ketupat namun tidak bisa merangkai tempurungnya.
Ditemui di Pasar Baru Tuban, Fatmawati warga Desa Tegalagung yang merupakan penjual ketupat tersebut mengaku bahwa tahun ini minat pembeli ketupat miliknya menurun, sebab omset yang didapatkan berbeda dari tahun lalu.
“Alhamdulillah yang beli banyak tapi kalau omsetnya ya lebih banyak tahun lalu dari pada tahun sekarang lebih sepi,” ungkap Fatmawati saat ditemui di gelaran lapaknya, Jumat (18/3/2022).
Lebih lanjut Fatmawati menyampaikan bahwa tahun kemarin ia bisa menyetok daun lontar dengan kisaran total harga Rp600.000 serta mendapatkan keuntungan Rp100.000 hingga Rp200.000. Namun, di tahun ini ia hanya mampu mendapatkan keuntungan Rp100.000 saja.
Dalam lapaknya, Fatmawati membanderol tempurung ketupatnya dengan harga Rp20.000 per 10 biji tempurung dan Rp5.000 per biji untuk harga ketupat yang sudah jadi. Jika hanya membeli daun lontarnya, Fatmawati membanderol harga Rp.20.000 untuk 24 lembar daun lontar.
“Kebanyakan lebih suka beli tempurungnya saja, karena lebih mudah dan praktis. Tapi tidak sedikit juga yang beli ketupat yang sudah jadi,” tandasnya. (nat/dil)
