kabartuban.com-Pembangunan tanggul yang berada di bantaran sungai Bengawan Solo, mulai Kecamatan Rengel, Plumpang dan Widang masih terkendala pembebasan lahan. Pemilik tanah di bantaran Bengawan Solo mematok harga tinggi.
Rencananya pemerintah bakal membangun tanggul Bengawan Solo sepanjang 17 km yang berada di wilayah Kecamatan Rengel. Pembangunan tanggul untuk menahan luberan air tersebut ditanggung oleh Balai Benagwan Solo, sementara pembebasan lahan sepanjang 17 km menjadi tanggung jawab Pemkab Tuban.
“Sedikit banyak dipengaruhi oleh warga yang bersangkutan, terkadang harga tanah per meter sudah lebih tinggi dari harga umum tapi warga masih mempersulit,” ungkap Mahmud Camat Rengel kepada kabartuban.com, Kamis (15/12/2016) yang wilayahnya mendapatkan proyek tanggul.
Mahmud menilai bahwa masyrakat setempat kurang memahami program pemerintah. Padahal, apa yang bakal dilakukan pemerintah adalah untuk menanggulangi banjir Bengawan Solo yang setiap tahunnya terjadi. Bahkan, pemerintah desa saat diminta untuk identifikasi warga pemilik lahan tidak segera dikumpulkan sehingga memperlambat proses pembangunan.
“Saat ini baru satu kilometer pembangunan tanggul yang baru diselesaikan, tepatnya tanggul yang dilewati Desa Sumberejo dan Desa Ngadirejo. Pembangunan tersebut sudah berjalan selama dua tahun dan baru tuntas akhir tahun 2016,” pungkasnya.
Di Kecamatan Rengel, lanjut Mahmud, proyek yang bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Anggaran Pendapat dan Belanja Negara (APBN) tersebut melintasi empat desa, yakni, Desa Sumberrejo, Ngadirejo, Kanorejo, Karangtinoto danTambakrejo.
Sementara itu, Pemkab Tuban juga menganggarkan kegiatan pengelolaan infrastruktur pengendali banjir yang berada di Wilayah Timur, sebesar Rp 11,3 miliar yang dialokasikan untuk kegiatan normalisasi sungai yang tersebar di wilayah Kecamatan Palng, Rengel, Widang, Soko, dan Plumpang. (har)