Semen Indonesia Siapkan Renstra Jitu Hadapi Persaingan

633
Foto ilustrasi : Salah satu BUMN yang ada di Kabupaten Tuban

kabartuban.com – Pada semester 1 terhitung bulan Januari s.d Juni 2016, total volume penjualan konsolidasi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. (“SMGR”) mencapai 13,63 juta ton, termasuk penjualan domestik Thang Long Cement Vietnam sebesar 850 ribu ton. Penjualan tersebut mengalami kenaikan sebesar 1,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 13,42 juta ton.

Sementara itu volume penjualan ekspor Perseroan tercatat sebesar 190 ribu ton atau turun sebesar 20,1% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 237 ribu ton. Sedangkan Ekspor dari Thang long Cement Vietnam mengalami peningkatan sebesar 4,2% menjadi 410 ribu ton

Penjualan semen SMGR di dalam negeri yang terbesar dalam bentuk kantong/bag mencapai 77%, penjualan tersebut didominasi oleh sektor retail/rumah. Sedangkan penjualan dalam bentuk curah/bulk sebesar 23% yang diserap oleh ready mix, fabricator fre cast, fiber cement dan project.

Dalam siaran pers yang diterima redaksi kabartuban.com menyebutkan, kinerja keuangan Perseroan pada semester I 2016 sebagai berikut :

  • Pendapatan: Rp12,47 triliun, turun 1,3% dibanding periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp12,64
  • Beban Pokok Pendapatan: Rp7,48 triliun, turun 2,0% dibanding periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp7,63
  • Laba Usaha: Rp4,99 triliun, turun 0,4% dibanding periode yang sama tahun 2015 sebesar R00 triliun.
  • Laba Bersih Rp1,96 triliun, turun 10,1% dibanding periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp2,19 triliun.

Direktur Utama Semen Indonesia, Rizkan Chandra mengatakan, kondisi industri semen domestik di tahun 2016 mengalami perubahan signifikan yaitu terjadinya over kapasitas karena banyak pemain baru yang masuk. Melimpahnya pasokan memaksa para pelaku industri semen melakukan strategi tersendiri guna memenangkan persaingan, diantaranya memangkas harga jual.

Rizkan Chandra menambahkan bahwa Perseroan telah menyiapkan sejumlah rencana strategis untuk dapat memenangi persaingan. Competitive Advantage menjadi grand strategy pertama yang dicanangkan perusahaan. Strategi ini akan menjadikan perusahaan sebagai produsen dengan biaya murah melalui optimasi logistik dan efisiensi energi.

“Berbagai langkah untuk mencapai optimalisasi logistik telah ditempuh Perseroan. Hingga akhir 2015 Perseroan telah menyelesaikan  beberapa proyek strategis yaitu Packing Plan Pontianak, Balikpapan dan Lampung, Grinding Plant Dumai serta New Coal Mill di Semen Tonasa,” jelas Rizkan Chandra, Selasa (2/7/2016)

“Strategi ini juga akan didukung dengan pengelolaan supply chain yang terintegrasi dan inovasi diseluruh korporasi. Dalam strategi ini, Perseroan juga mulai mengembangkan dan mengkampanyekan keunggulan brand produk Semen Indonesia group sebagai brand dengan kualitas terbaik, pabrik yang ramah lingkungan (green industry), serta produk semen yang paling Indonesia,” imbuh Rizkan Chandra. (rls/im)

/