kabartuban.com – Sejumlah daerah di Jawa Timur memiliki tradisi unik dalam mengakhiri bulan Ramadan. Salah satu tradisi yang masih kental di kalangan masyarakat Jawa, khususnya di Kabupaten Tuban, Bojonegoro, dan Lamongan, adalah Malem Songo.
Malem Songo merujuk pada malam ke-29 Ramadan, yang pada tahun ini jatuh pada Jumat (28/03/2025). Malam tersebut dianggap istimewa bagi umat Islam, sehingga masyarakat menggelar berbagai kegiatan religius, seperti tadarus Al-Qur’an, doa bersama, serta ziarah ke makam para wali dan leluhur sebagai bentuk penghormatan serta refleksi spiritual.
Namun, di beberapa daerah seperti Tuban dan sekitarnya, Malem Songo juga dikenal sebagai malam pernikahan. Masyarakat meyakini malam ini sebagai waktu yang baik untuk melangsungkan akad nikah. Keyakinan tersebut dipegang teguh, terutama oleh masyarakat pedesaan, sehingga banyak pasangan memilih menikah pada malam itu.
Kasi Bimas Islam Kementerian Agama Kabupaten Tuban, Mashari, mengungkapkan bahwa jumlah pasangan yang menikah pada Malem Songo tahun ini meningkat dibanding tahun sebelumnya.
“Tahun lalu tercatat 303 pasangan yang menikah, sedangkan tahun ini meningkat menjadi 425 pasangan. Alhamdulillah, semuanya sudah berusia di atas 19 tahun,” ujarnya.
Berdasarkan data, Kecamatan Soko menjadi wilayah dengan jumlah pasangan menikah terbanyak, yakni 48 pasangan. Sementara itu, Kecamatan Bancar menjadi yang paling sedikit dengan hanya 4 pasangan.
Dari jumlah terbanyak, Kecamatan Soko disusul oleh Kecamatan Palang dan Plumpang dengan masing-masing 47 pasangan. Selanjutnya, Kecamatan Widang mencatat 46 pasangan, Semanding 44 pasangan, Parengan 36 pasangan, Tuban 21 pasangan, dan Rengel 20 pasangan.
Berikutnya, Kecamatan Merakurak mencatat 16 pasangan, Jenu 13 pasangan, Bangilan dan Grabagan masing-masing 12 pasangan, serta Jatirogo dan Montong masing-masing 11 pasangan. Kecamatan Singgahan mencatat 10 pasangan, sementara Kerek dan Kenduruan masing-masing 8 pasangan. Adapun Tambakboyo mencatat 6 pasangan, dan Senori hanya mencatat sebanyak 5 pasangan.
Mashari mengatakan bahwa dibandingkan tahun lalu, jumlah pernikahan pada Malem Songo tahun ini meningkat sebanyak 122 pasangan.
“Tradisi ini masih terus dilestarikan masyarakat, terutama di pedesaan, karena mereka percaya malam ini membawa berkah,” ujarnya. (fah)