Raskin Berkutu, Bupati Huda Angkat Bicara

339

kabartuban.com – Kendati telah menyatakan bahwa pemerintah Kabupaten Tuban akan memperketat pengawasan distribusi beras Raskin di Kabupaten Tuban, kali ini beras Raskin tak layak konsumsi dan berkutu kembali ditemukan di Bumi Tuban.

Terpukul dengan kabar yang telah beredar, Bupati Tuban Fathul Huda sangat menyayangkan adanya beras miskin (Raskin) tidak layak konsumsi yang dibagikan kepada masyarakat Tuban tersebut.

“Saya sangat menyayangkan dengan masih adanya beras yang tidak layak konsumsi beredar kepada masyarakat,” ungkap Bupati Huda saat dikonfirmasi, Rabu (18/11/2015) melalui ponselnya.

Menurutnya, walaupun Badan Urusan Logostik (Bulog) bersedia mengganti beras tak layak kosumsi yang diperoleh masyarakat dengan beras yang bagus, namun masyarakat tetap dirugikan dengan penggantian tersebut. Pasalnya, beras tersebut tertunda untuk dimasak. Padahal, beras tersebut oleh masyarakat miskin sudah dibutuhkan untuk dimakan.

”Beras ini kan sudah ditunggu-tunggu masyarakat miskin untuk dimakan. Jika yang didapatkan jelek dan kemudian ditukar ke bulog ini kan butuh waktu lagi. Untuk itu, bulog harus meneliti terlebih dahulu sebelum beras tersebut didistribusikan layak kosumsi atau tidak,” tandasnya.

Sementara itu, informasi yang dihimpun kabartuban.com menyebutkan bahwa beras Raskin yang tak layak konsumsi itu sebenarnya sudah seringkali terjadi. Hanya saja, selama ini tidak terendus oleh media. Bahkan, pada bulan September 2014 yang lalu, Bupati Tuban Fatkhul Huda sempat naik pitam karena banyak ditemukannya beras Raskin yang tidak layak konsumsi.

“Kami akan mengawasi lebih ketat lagi, terkait beras yang didistribusisakan kepada masyarakat, jika masyarakat menemukan atau mendapat Raskin yang tidak layak, kami harap segera berkomunikasi kepada pihak Desa setempat, agar pihak Desa bisa segera melaporkan kepada bulog” tutur  Bupati Huda.

Diberitakan sebelumnya,  Beras Miskin (Raskin) tak layak kosumsi masih beredar dikalangan warga miskin Kabupten Tuban. Kali ini Raskin tak layak kosumsi diterima oleh Pujiati (31) warga Dusun Widengan, Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding. Beras yang didapat dari pemerintah dengan tebusan Rp 2 ribu perkilo tersebut berbau apek, hancur, dan ada kutunya. (al/im)

/