Brandal Loko Joyo Tuban Mengisahkan Reog Ponorogo

kabartuban.com – Puluhan anggota seniman dari kesenian Reog Ponorogo yang dinamai Brandal Loko Joyo mewarnai acara Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat ke -19 pada hari Selasa, (31/05/2022). Sejumlah masyarakat yang melihat pertunjukan tersebut sangat menikmati dan terhibur dengan penampilan kesenian reog yang digelar di pelataran Pasar Besar Tuban.

Seni Reog Ponorogo yang dimainkan oleh Brandal Loko Joyo tersebut merupakan cipta kreasi Indonesia, yang kaya akan budaya. Kesenian ini terbentuk karena adanya aliran kepercayaan secara turun temurun. Upacara sebelum dimulai kesenian tersebut juga menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya, tanpa adanya garis keturunan yang jelas, Rabu (01/06/2022).

Masing-masing orang melakoni perannya yakni sebagai Warok, Jathil, Bujang Ganong, ataupun Klono Sewardono. Namun dibalik pertunjukan reog yang mengundang decak kagum banyak orang, tentunya ada sejarah yang melegenda.

Menurut So salah satu anggota dari Keseniaan Reog Brandal Loko Joyo mengatakan, bahwa ada dua versi sejarah yakni Bantarangin dan yang kedua Kerajaan Kediri.

“Sejarah disitu ada dua versi dimana yang pertama adalah versi Bantarangin, dan yang kedua versi Kerajaan Kediri,” terangnya kepada wartawan media ini.

Lebih lanjut So mengisahkan bahwa Reog sendiri bermula dari kisah cinta Putri Songgolangit yang diperebutkan oleh dua kerajaan yaitu Kerajaan Kediri Raja Prabu Sewandono, dengan Raja Singobarang dari Kerajaan Bantarangin yang kini menjadi dada merak.

Kedua kerajaan tersebut memperebutkan Putri Songgolangit yang telah membuat sayembara, yaitu menggelar pertunjukkan menarik yang belum pernah ada sebelumnya yang di dalamnya ada hewan berkepala dua.

Jika salah satu dari keduanya bisa memenuhi persyaratan dari Putri Songgolangit tersebut, maka raja itulah yang berhak untuk mempetsunting dirinya.

“Akhirnya mereka mencari persyaratan tersebut yaitu mencari hewan berkepala dua, itu kan lumayan sulit ,” katanya.

Setelah selang beberapa waktu, akhirnya Kerajaan Bantarangin memiliki inisiatif jelek kepada Kerajaan Kediri, ia ingin membegal Raja Prabu Sewandono di tengah jalan apabila ia sudah bisa mendapatkan persyaratan yang diinginkan oleh Putri Songgolangit tersebut.

Akhirnya kedua kerajaan tersebut terlibat dalam peperangan, yang pada akhirnya dimenangkan oleh Kerajaan Kediri yaitu Prabu Klono Sewandono, karena ia memiliki senjata berupa pecut atau cambuk dan dialah yang berhasil mempersunting Putri Songgolangit.

“Prabu Klono Sewandono punya pecut Saman Diman namanya, kalau syariat agama sekarang sifat iman itu,” tuturnya.

Menurut sejarah senjata tersebut diperoleh Prabu Klono Sewandono dari Sunan Lawu, karena konon katanya ia merupakan murid dari Sunan Lawu.

Selain hewan berkepala dua, juga ada peran yang dilakoni oleh para penari yang memiliki sejarah tersendiri. Salah satunya adalah Jathil yang saat ini diperankan oleh para wanita.

Namun menurut sejarahnya Jathil bukanlah seorang perempuan, akan tetapi konon Jathil adalah seorang laki-laki yang sangat tampan sehingga mirip dengan wanita.

“Namanya Gemplak itu laki-laki tampan yang mirip cewek itu sebagai asisten atau abdinya Warok,” jelasnya.

Warok sendiri tidak diperbolehkan untuk menikah, oleh karena itu ia menyimpan Gemplak sebagai pendampingnya atau yang mengurusi keperluannya termasuk dalam hal memasak.

“Nggak boleh nikah oleh karena itu menyimpan Gemplak sebagai pendamping yang masak gitu, jadi dulu penari Jhatil itu laki-laki yang tampan,” bebernya.

Sementara itu, kabartuban.com juga wawancara salah satu penonton. Nila (27) yang berasa dari Desa Tegalagung, Kecamatan Semanding mengungkapkan jika sengaja datang ke Pasar Besar Tuban Bersama dengan anaknya untuk melihat atraksi yang dilakukan oleh seniman Reog Ponorogo asal Tuban tersebut.

“Bukan habis dari pasar, memang mau ke sini bersama anak saya untuk lihat reog. Ya biar nggak main HP terus di rumah dan bisa saya lihatkan ini loh salah satu kebudayaan yang Indonesia miliki,” ujarnya.(hin/im)

Populer Minggu Ini

Masuk Tahap Penyidikan , Kasus Dua Kades di Tuban Diduga Ada Ketidaksesuaian Hukum

kabartuban.com -- Kasus perusakan pagar milik warga Desa Mlangi,...

Puluhan Peserta Seleksi Tahap Satu PPIH Kloter Tahun 1446 H Ikuti Tes CAT

kabartuban.com -- Berhasil lolos tahap penyaringan administrasi, 59 peserta...

Kasus Semarak UMKM Tak Kunjung Usai, Polres Tuban Belum Terima Pengaduan

kabartuban.com -- Sebulan berlalu, kasus pemenang dalam event Semarak...

Pemkab Tuban Kucurkan Dana Rp.10 Miliar untuk Bantuan BOS dan Insentif Guru Madin

kabartuban.com -- Penyaluran bantuan BOS Madrasah Diniyah (Madin) dan...

Seorang Pelajar Tewas saat Cari Ikan dengan Setrum Listrik

kabartuban.com -- Kisah tragis menimpa seorang pelajar asal Desa...
spot_img

Artikel Terkait