kabartuban.com – Teknologi tanam padi Jajar Legowo (Jarwo) Super merupakan salah satu inovasi Dinas Pertanian untuk meningkatkan produktivitas pertanian, utamanya tanaman padi.
“Inovasi ini merupakan salah satu upaya untuk mendukung swadaya pangan, sehingga kita perlu melakukan terobosan dalam pengembangan teknologi pertanian,” ungkap Sekretaris Dinas Pertanian Tuban, Gaguk Sudarmono kepada kabartuban.com, Senin (6/2/2017).
Teknologi Jajar Legowo Super yang saat ini tengah gencar disosialisasikan tersebut adalah rekayasa teknologi denga cara bertanam padi dengan jarak 2:1 atau 4:1. Pada Jarwo Super dilengkapi dengan pemanfaatan varietas unggul baru (VUB) padi dengan potensi hasil tinggi.
“Jadi kalau Jarwo Super ini dilengkapi dengan . komponen teknologi di dalamnya meliputi Varietas Unggul Baru (VUB) potensi hasil tinggi, dekomposer jerami, dan pupuk hayati,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Gaguk, pemupukan juga harus berimbang berdasarkan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS), dan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dengan pestisida nabati dan kimia berdasarkan ambang kendali, serta alsintan (transplanter dan combine harvester).
“Melalui teknologi Jajar Legowo Super, produktivitas padi dapat ditingkatkan lebih dari 25%. Implementasi pengembangan model ini dilakukan dengan tujuan selain untuk memverifikasi keunggulan inovasi yang diterapkan, juga sebagai wahana diseminasi kepada pengguna khususnya petani,” paparnya.
Dikatakan Gaguk, selisih produktifitas per hektar antara sistem tanam padi Jarwo Super dengan tanam biasa mencapai hingga 3.750 kg, dengan selisih pendapatan mencapai Rp19.362.000.
“Hasil tersebut dilaksanakan di Desa Palndirejo, Kecamatan Plumpang pada bulan Agustus sampai dengan November 2016, apabila inovasi tersebut diterapakan di 25 persen luas sawah di Kabupataen Tuban selama musim tanam hasilnya sudah luar biasa,” tutupnya. (har)