kabartuban.com – Beredar di media sosial seorang penjual sayur di Tuban membeli kertas bekas di pasar. namun, alih alih hendak dibuat untuk membungkus sayur, kertas tersebut ternyata berisi dokumen pribadi pasien di puskesmas Semanding.
Dalam video yang viral, tampak dokumen-dokumen seperti Kartu Keluarga, nomor handphone, hingga surat rawat jalan milik pasien. Temuan tersebut langsung memicu reaksi keras dari warga net, salah satu pengguna akun instagram @M*ndoesad*el mengomentari di unggahan instagram Info Tuban, dengan nada geram ia menulis, “kok nemen, sekelas Puskesmas iso koyo ngunu, ono KK ne, podo. Ae bocor identitas masyarakat,”.
Tak hanya itu, posting tersebut juga memicu emosi pemilik akun @s*di*.d ia menuliskan “puskesmas b*d*h, ra kelar tuku mesin penghancur kertas, ndang Rene tak tukokne,”.
Menanggapi kejadian tersebut, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban, Kabupaten Tuban, Esti Surahmi, membenarkan adanya insiden tersebut. Ia menjelaskan bahwa dokumen yang ikut terjual merupakan data lama dan tercampur secara tidak sengaja dengan kertas bekas lainnya.
“Kami mengakui keteledoran ini. Seharusnya data pasien dihancurkan dengan mesin penghancur kertas. Namun, tanpa sengaja data pribadi pasien tercampur dengan kertas tidak terpakai lainnya, seperti kertas cetak yang salah atau kertas bekas non-data pribadi,” jelas Esti.
Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak Puskesmas telah berupaya mencari keberadaan dokumen tersebut. Namun, hingga kini belum ditemukan karena kertas-kertas itu telah dibuang sejak Maret lalu bersama dengan limbah kertas dokumen non-pribadi.
“Awalnya kami melakukan bersih-bersih sekitar bulan Maret. Data yang ikut terbawa merupakan dokumen lama, kemungkinan berasal dari tahun 2017. Karena jumlah kertas non-pribadi cukup banyak, data pribadi itu ikut terbawa. Kami akui kurang teliti dalam memilah,” imbuhnya.
Esti menyebut pihaknya telah memberikan teguran kepada Puskesmas Semanding dan menekankan pentingnya ketelitian dalam memilah dokumen pribadi dan non-pribadi. Ia juga memastikan evaluasi terhadap sistem pengelolaan dokumen akan segera dilakukan.
Puskesmas Semanding pun telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka dan berkomitmen memperbaiki prosedur internal demi mencegah kejadian serupa terulang.
Insiden ini menjadi pengingat penting bagi seluruh fasilitas kesehatan untuk tidak mengabaikan keamanan data pasien. Di era digital sekalipun, pengelolaan dokumen fisik tetap memerlukan ketelitian dan tanggung jawab. (fah)