kabartuban.com – Curah hujan tinggi yang terjadi sejak awal 2025 menyebabkan lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Tuban. Hingga Maret, tercatat 136 kasus DBD di wilayah tersebut, dengan kemungkinan angka tersebut terus bertambah mengingat intensitas hujan masih cukup tinggi.
Dari total kasus yang tersebar di 20 kecamatan, empat kecamatan dengan angka kasus tertinggi adalah Kecamatan Jenu dengan 17 pasien, Kecamatan Kenduruan dengan 12 pasien, Kecamatan Widang sebanyak 11 pasien, serta Kecamatan Tuban dengan 10 pasien. Sementara itu, dua anak berusia delapan tahun meninggal dunia akibat DBD, masing-masing berasal dari Kecamatan Merakurak dan Kecamatan Palang.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban, Esti Surahmi, mengungkapkan bahwa lonjakan kasus DBD di daerah tersebut kerap terjadi pada triwulan pertama dan triwulan terakhir setiap tahunnya.
“Hingga saat ini, jumlah kasus DBD di Tuban telah mencapai 136. Peningkatan ini dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi, yang menyebabkan banyaknya genangan air sebagai tempat berkembang biak nyamuk pembawa virus dengue,” ujar Esti, Kamis (5/3/2025).
Untuk menekan angka kasus DBD, masyarakat diimbau untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara menguras dan menyikat tempat penampungan air, menutup wadah air, serta mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
“Upaya pencegahan lainnya meliputi pemberian larvasida pada tampungan air, memelihara ikan pemakan jentik, menjaga kebersihan lingkungan, serta menggunakan obat anti nyamuk,” tambahnya.
Esti juga menegaskan bahwa fogging atau pengasapan hanya efektif membunuh nyamuk dewasa, tetapi tidak dapat membasmi larva. Oleh karena itu, pemberantasan sarang nyamuk menjadi langkah utama dalam mengendalikan penyebaran DBD. (fah)