kabartuban.com – 67 Wilayah Kerja (WK) yang ada di Indonesia kini menjadi sumber utama produksi minyak dan gas (migas). Jumlah tersebut dikabarkan kini telah memasuki fase produksi.
Menurut Taslim Z. Yunus, selaku kepala bagian humas SKK Migas, terdapat sebanyak 289 WK per Juni 2016 di Indonesia. Pihaknya menyatakan bahwa ada 85 WK yang telah disetujui dan kini sedang dieksploitasi.
“Dari 85 WK eksploitasi, yang berproduksi hanya 67 WK, sedangkan 18 WK lainnya masih dalam pengembangan,” terang Taslim dalam acara Kunjungan Lapangan dan Sarasehan Media 2016 di Bandung.
Taslim melanjutkan, 67 WK yang merupakan lahan tua dan kini telah berproduksi sangatlah mengkhawatirkan, jika salah satu dari 67 WK tersebut terganggu maka produksi nasional juga akan ikut terganggu. Dibutuhkan banyak dukungan dari berbagai pihak seperti pemerintah dan stakeholder untuk memaksimalkan kegiatan hulu migas.
“Karena sektor hulu migas terkait dengan banyak sektor lain, kita butuh dukungan semua pihak untuk mewujudkan ini,” tambahnya.
Diketahui bahwa pemerintah telah melakukan lelang WK di tiap tahunnya. Selanjutnya pihak pemerintah yang diwakili oleh SKK Migas melakukan penanda tanganan kontrak kerja sama dengan kontraktor pemenang.
Selain itu, seluruh kegiatan hulu migas sejak eksplorasi hingga produksi diawasi dan dikendalikan oleh SKK Migas untuk memaksimalkan kegiatan usaha hulu migas unutk kesejahteraan rakyat.(alf)