Nisfu Sya’ban Menjelang, Nabi Isa AS Ingin Menjadi Umat Nabi Muhammad SAW

184
foto ilustrasi nu online

kabartuban.com – Bulan Rojab telah berlalu dan kita berada di bulan Sya’ban, tidak lama lagi setelah bulanSya’ban tenggelam, kita akan berada di bulan suci Ramadan yang sangat kita nantikan. Ulama terdahulu mengajarkan dengan berbagai hikmah, di setiap bulan Sya’ban para kaum muslimin mulai sibuk menenggelamkan diri dalam ibadah seraya menikmati   rindunya akan kedatangan bulan suci Ramadan.

Namun demikian, banyak Ulama mengatakan bahwa di bulan Sya’ban banyak kaum muslimin lalai dalam menjalankan ibadah dan beramal sholeh karena yang dinantikan adalah bulan Ramadan.

Rasulullah SAW bersabda; “Bulan Sya’ban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkan berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan” (HR. An-Nasa’i).

Sya’ban adalah pintu gerbang menuju bulan suci Ramadan, jika kita telah memasuki bulan Rajab dan Sya’ban, pertanda Ramadan yang suci sudah di depan mata. Orang yang beriman tentu saja sangat merindukan bulan Ramadan, bulan dimana amal kita di lipat gandakan pahalanya, dan bulan dimana kita dapat dengan khusuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Di bulan Sya’ban ini dianjurkan untuk memperbanyak puasa dan amal sholeh. Selain itu, bagi kaum muslimin yang masih memiliki hutang puasa Ramadan tahun lalu karena udzur syar’i, maka bulan ini adalah kesempatan untuk menggantinya. Urusan duniawi yang begitu banyak dan menyibukan, kadang membuat kita lupa akan ibadah kita. Semoga kita dipertemukan dengan bulan suci Ramadan dan beribadah di dalamnya.

Hikayat, Fadilah Malam Nisfu Sya’ban

Dikutip dari laman resmi Pondok Pesantren Bumi Damai Al-Muhibbin Tambakberas Jombang, menyadur pengajian KH. Moch. Djamaluddin Ahmad tentang Hikayat Fadilah malam Nisfu Sya’ban, disebutkan bahwa Fadilah nisfu sya’ban sudah di kenal sejak zaman nabi-nabi terdahulu. Akan tetapi fadilah Nisfu Sya’ban khusus untuk umat Nabi Muhammad Saw. Malam Nisfu Sya’ban tahun ini akan jatuh pada Sabtu 24 Februari 2024/14 Sya’ban 1445 malam Ahad 25 Februari 2024/15 Sya’ban 1445.

Hal ini tentu menyebabkan beberapa nabi yang lain sangat ingin dirinya beserta umatnya diberi keutamaan malam Nisfu Sya’ban sebagaimana umat Nabi Muhammad SAW, di antara para  Nabi tersebut justru ingin menjadi umat baginda Nabi Muhammad SAW.

Diantara para Nabi yang ingin menjadi umat Nabi Muhammad SAW adalah Nabiyullah Isa AS. Dikisahkan dalam kitab al-Nawadir karya Syeikh Ahmad Shihabudin bin Salamah al-Qolyubi (W 1069 H) Hal. 9 – 10 bahwa dulu ketika Nabi Isa AS melakukan siyahah (read jawa; lelono), Beliau melihat gunung besar dan tinggi. Kemudian Nabi Isa AS mendaki gunung tersebut. Sesampainya di puncaknya, Nabi Isa AS dikagetkan dengan batu besar berwana putih, dimana warna putihnya lebih putih dari pada air susu.

Melihat batu tersebut, Nabi Isa AS ta’jub atas keindahan batu tersebut. Akhirnya Allah SWT menurunkan wahyu untuknya.

“Wahai Isa, apakah kamu suka, ketika kamu akan kuperlihatkan dengan sesuatu yang lebih menakjubkan lagi !?.”

“Iya Ya Allah,” jawab Nabi Isa AS.

Tidak lama kemudian, Batu tersebut tiba-tiba pecah dan terbelah. Betapa kagetnya Nabi Isa AS. Ketika melihat di dalamnya terdapat seorang Abid (ahli ibadah) yang sudah tua. Abid tersebut memakai jubah yang terbuat dari bulu. Di tanganya, terdapat tongkat berwarna hijau. Di sisi sebelah kanan Abid, terdapat pohon anggur.

“Wahai hamba Allah, apa gerangan yang kamu lakukan di dalam batu ini,”  tanya Nabi Isa AS penuh penasaran.

“Saya di sini hanya beribadah, anggur ini adalah rizkimu yang setiap hari aku makan,” jawab Abid tersebut penuh rasa ketawadhu’an.

“Sudah berapa lama kamu tinggal di dalam batu ini wahai Abid ?,” tanya Nabi Isa.

“Sudah 400 tahun wahai Nabi Isa,” jawab orang yang ahli ibadah tersebut.

Mendengar pengakuan dari sang Abid. Nabi Isa AS langsung berkomentar atas apa yang telah Allah Swt perlihatkan untuk dirinya.

“Wahai Tuhanku, saya menduga Engkau tidak membuat mahluk yang lebih utama dari pada orang ini”

Mendengar komentar Nabi Isa AS tersebut, Allah SWT memberikan wahyu lagi.

“Tentu Ada wahai Isa,” jawab Allah.

“Siapa Ya Allah?,” tanya Nabi Isa penuh rasa penasaran.

“Yaitu orang-orang dari umatnya Muhammad dimana ketika ia mendapati malam Nisfu Sya’ban. Kemudian ia melakukan sholat sunah 2 (dua) rokaat saja, maka orang tersebut lebih baik dari pada Abid yang beribadah selama 400 tahun di dalam batu dan ia tidak pernah melakukan maksiat”.

Mendengar penjelasan tersebut. Nabi Isa AS sangat ingin menjadi umatnya Nabi Muhammad SAW. “Betapa bahagianya saya, ketika aku di taqdirkan menjadi umatnya Nabi Muhammad SAW,” kata Nabi Isa. (ubed/red)

/