kabartuban.com – Program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang sudah diluncurkan tampaknya tidak diminati petani padi di Tuban. Dari 80 ribu hektar sawah tanaman padi baru 6,139,45 hektar.
“Dari total lahan keseluruhan di Tuban tersebut yang sudah terdaftar belum ada 10 persennya, jadi masih sangat sedikit yang terdaftar di AUTP tersebut,” ungkap Kasi Pembiayaan Usaha Tani Dinas Pertanian Tuban, Herman Setiawan kepada kabartuban.com, Jum’at (3/2/2017).
Kurangnya pengetahuan para petani juga menjadi salah satu hambatan pihaknya dalam mensosialisasikan program dari pemerintah tersebut. Sehingga, disayangkan kalau petani tidak bisa memanfaatkan dana subsidi yang telah dianggarakan oleh pemeritah pusat.
“Memang kendalanya selama ini kelompok tani masih meragukan keberadaan AUTP. Apa betul kalau ada gagal panen atau puso bisa diganti, sehingga mereka masih belum bergerak hatinya untuk ikut,” tuturnya.
Dikatakan oleh Herman, untuk membuktikan tersebut, memang butuh waktu, sehingga pihaknya akan terus melakukan sosialisasi melalui UPTD Pertanian disetiap kecamatan agar bisa menggerakkan para kelompok tani agar mengikuti AUTP.
“Nanti kami akan panggil dan sosialisasikan Kepala UPTD Pertanian disetiap kecamatan, sehingga ke depan para kelompok tani tersebut bisa mendaftarkan agar ketika terjadi gagal panen maupu terserang hama bisa tercover oleh asuransi,” jelasnya.
Herman menambahkan, Adanya asuransi ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para petani, yang mana petani hanya membayar premi sebesar Rp180 ribu per hektar.
“Petani yang ikut asuransi sangat diuntungkan. Sebab, pemerintah saat ini memberikan subsidi premi sekitar 80% dan sisanya 20% dibayar petani atau sebesar Rp36.000 setiap hektar,” pungkasnya. (har)