kabartuban.com – Paguyuban Bumi Ronggolawe Tuban (PBRT) masih belum lelah menyuarakan aspirasi dan demonstrasi di Perusahaan plat merah yang ada di Bumi Ronggolawe. PBRT masih menuntut hal yang sama dengan sebelumnya. Korlap aksi Witono mengatakan, “Kita akan terus menggelar aksi, meskipun Semen Gresik tetap Kokoh Tak Peduli. Bukan hanya soal limbah Afval, namun kejelasan CSR akan terus menjadi agenda utama kita.” Lebih lanjut Winoto mengatakan, “Semua harus sadar bahwa putra daerah selema ini hanya menjadi sasaran pembohongan dari pihak perusahaan.”
Sudi, Kaur Kesra Desa Sumber Arum ini masih lantang menyuarakan orasi. Kepada kabartuban.com Sudi mengatakan, “PT. Semen Gresik, tbk (PTSG) yang sejak beberapa bulan yang lalu diguncang aksi demonstrasi tidak menampakkan reaksi yang apik. Komunikasi dengan Bina Lingkungan Wahyu Darmawan pun hanya abu – abu saja. Tidak ada respon jelas yang kita dapat.”
Salah satu tokoh akademisi Tuban yang juga mendampingi demonstran, Drs.Herman Subandi, M.Si lantang membakar jiwa demonstran yang telah memanas. 200 lebih demonstran menyambut setiap kalimat Subandi dengan sorak semangat. Dalam orasinya Subandi menyampaikan, “Jika selama ini masyarakat tidak ada yang tahu, selama ini Humas PTSG menutup – nutupi informasi tentang CSR, maka hal itu adalah pelanggaran terhadap undang – undang Keterbukaan Informasi Publik.” Lebih lantang Subandi juga mengatakan, “Selama ini kita hanya dikibuli. Kita harus terus semangat, kita hidup di Negara Merdeka, kita harus mulai berjuang untuk bebas dari Kapitalisme.” Dengan memblokade salah satu ruas jalan masuk pabrik, aksi kali ini berjalan tertib dengan pengawalan dari Polsek Kerek.
Korlap aksi Winoto juga mengatakan bahwa aksi kali ini akan terus berlanjut hingga 3 hari ke depan. “Rencananya, setelah besok aksi di sini, kita akan menuju Gedung DPRD untuk meminta bantuan dan respon dari anggota dewan.”
Di lain pihak, Humas PTSG Harry Subagyo belum bersedia memberikan komentar ketika dihubungi via ponsel oleh kabartuban.com karena masih dalam acara Diklat.
Lepas Harry Subagyo, kabartuban.com melakukan konfirmasi kepada Wahyu Darmawan selaku Kasi Bina Lingkungan. Wahyu mengatakan, “Semua yang kita lakukan sudah sesuai prosedur.” Menurut Wahyu, demo itu sudah tidak perlu lagi, karena mereka sudah mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri. “Ya kita tunggu nanti prosesnya,” terang Wahyu.
Terkait penyampaian demonstran yang mengatakan bahwa CSR tidak tepat, Wahyu mengatakan, “Tidak tepat yang mana, wong kita sekarang juga sedang membagikan bantuan sapi di Sugihan.” “Mereka juga belum pasti paham soal CSR. Biar jelas dulu apa yang mereka mau, baru nanti kita ngomong – ngomong lagi.” kata wahyu.
Berdasarkan penulusuran kabartuban.com, aksi kali ini terus berbuntut dengan telah dimulainya pengambilan barang oleh pemenang lelang, Abu Hasan. Pengambilan limbah Afval yang dilakukan dengan pengawalan ketat aparat kepolisian beberapa waktu yang lalu itu membuat anggota – anggota militan PBRT berang. Salah satu anggota PBRT Dini mengatakan, “Kita ini digobloki saja. Aparat kepolisian yang seharusnya mengayomi masyarakat dan melihat sendiri dengan jelas apa yang diperjuangkan masyarakat, kok malah unjuk kekuatan untuk menghadang aksi demonstrasi warga.” ungkap Dini kesal.
Sementara itu, Ketua Lembaga Clean Governance Tuban Husnul Abidin ikut angkat bicara, “Kami sejak awal telah mempelajari dan melakukan pengamatan khusus dengan persoalan yang ada. Bahkan kami juga telah melayangkan surat kepada Bupati Tuban untuk membantu mencari jalan tengah persoalan PTSG dengan warga. Namun kami sangat menyayangkan, dengan masih adanya demonstrasi hari ini, berarti konflik antar warga dengan PTSG belum tuntas.”
Lebih lanjut Husnul Abidin menyampaikan, “Dalam surat kami tertanggal 28 Mei 2012 itu menyebutkan, dengan adanya konflik yang terus berkelanjutan, maka kami memberikan saran kepada Bupati untuk melakukan langkah mediasi. Perlu adanya upaya duduk bersama, berfikir bijak, bersanding bersama demi kesejahteraan rakyat dan keseimbangan kondisi pemerintah, sosial politik, dan korporasi terkait.”
“Saya juga masih ingat, media yang memberitakan bahwa Ketua DPRD Kristiawan juga pernah menyanggupi untuk melakukan langkah mediasi dengan PTSG pada saat demo Mahasiswa terkait CSR. Begitu juga Teguh dari Kesbangpolinmas juga pernah menyampaikan hal serupa pada saat pertemuan seluruh LSM dan ORmas di gedung Korpri. Ketika semua terlihat diam, saya jadi bertanya – tanya, apa yang telah terjadi di balik konflik ini. Kita tunggu saja perkembangannya nanti mas,” kata Abid. (rul/iim)