Ini Penjelasan RSUD Soal Kematian Pasien Pasca Persalinan

1800
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Koesma Tuban saat memberikan keterangan Pers.

kabartuban.com – Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr R Koesma Tuban memberikan klarifikasi soal meninggalnya pasien bernama Siti Rodiyah (22) warga Desa Plumpang, Kecamatan Plumpang,Tuban, yang dikabarkan meninggal setelah jatuh dari tempat perawatan, pasca operasi cesar.

“Bukan jatuh dari tempat tidur, posisinya sudah melangkah dari tempat perawatanya,” kata Direktur RSUD dr R Koesma Tuban, dr Saiful Hadi, kepada sejumlah wartawan, Senin (15/1/2018), di ruang Ronggolawe RSUD setempat.

Baja Juga : https://kabartuban.com/ibu-muda-meninggal-dunia-setelah-jatuh-di-ruang-rsud-tuban/21283

Memurut Saiful, jika memang pasien terjatuh mestinya petugas yang jaga mendengar, karena posisi pasien dan petugas jaraknya tidak terlalunjauh. Saat diketahui pasien sudah berteriak minta tolong dan posisinya berada 1,5 meter dari tempat tidur.

“Saat itulah, sekitar jam 11.30, petugas mendengar teriakan pasien minta tolong, kami menduga pasien itu turun sendiri dari tempat tidur, kemudian berjalan 1,5 meter tidak kuat dan baru jatuh,” kata Saiful.

Saiful juga menjelaskan, pasca proses persalinan sekitar pukul 10.30 wib, kondisi pasien maupun bayinya dalam kondisi baik. Keduanya lantas di pindahkan dari ruang operasi menuju ruang observasi. Memang didalam ruangan tersebut, tidak diperkenankan dijaga oleh keluarganya sesuai Standard Operating Procedure (SOP) rumah sakit.

“SOP kami memang tidak memperbolehkan keluarga masuk, pasien diminta untuk memencet tombol di bead atau teriak ketika membutuhkan sesuatu,” kata Saiful.

Lebih lanjut, pasca operasi, mestinya pasien belum diperkenankan banyak bergerak sebelum 12 jam. Namun baru sekitar 2 jam pasien sudah berusaha bangun dan turun dari tepat tidurnya.

“Pasien memaksa turun hanya beberapa jam setelah operasi karena ingin ditunggui keluarga,” klaim Saiful.

Dalam pemeriksaan lanjutan, usai insiden tersebut, pihak rumah sakit kemudian menemukan adanya gumpalan darah pada rahim yang membuat pihak rumah sakit melakukan tindakan medis, setelah ada persetujuan keluarga.

Sementara itu, Suami pasien, Sugiyanto (25), dan keluarga saat ditemui dirumah sakit mengatakan jika pihak keluarga akan meminta pertanggungjawaban kepada pihak rumah sakit, dan memberikan keterangan secara pasti kepada keluarga pasien.

“Kami sama sekali belum mendapat keterangan dari rumah sakit, hari ini kami datang untuk meminta keterangan dan pertanggungjawaban,” jelasnya.

Menurut Sugiyanto, yang meyakini istrinya terjatuh akibat kelalaian rumah sakit, hal itu tidak akan terjadi jika dirinya diijinkan menjaga istrinya pasca melahirkan. (Luk)

/