kabartuban.com – Sebagian masyarakat Tuban menganggap Pilkada Tuban kali ini sepi, dan tidak menarik. Pasalnya, mereka mengaku tidak ada sesuatu yang membuat semangat untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk memilih pemimpinnya. ‘Amplop’ Pilkada yang mereka tunggu tak kunjung menampakan tanda kedatangannya. Sebuah pelanggaran, namun telah menjadi bagian dari ‘adat’ kebiasaan yang sangat melekat di hati rakyat.
“Terus terang saja, saya tidak tertarik datang ke TPS untuk nyoblos besok. Nggak ada sangunya yo nggak budal,” kata Suwaji (45), warga Kelurahan Sidorejo Kecamatan (kota) Tuban.
Suwaji menambahkan, “Lha wong cilik kayak kita ini dipimpin sopo wae gak kroso opo-opo, nggak ada bedanya. Coblosan nek ada sangunya ya berangkat, kalau nggak ada ya budal kerja saja,” imbuhnya.
Warga yang lain, Sahroni (27) mengatakan, “Aku tetap nyoblos, habis nyoblos baru berangkat kerja. Soal yang tak coblos siapa, ya nanti tak pikir pas di bilik suara. Kalau soal sangu-sangu, itu malah ngrusak mental masyarakat,” kata pemuda yang kesehariannya mengurus usaha furniture itu.
Sahroni menambahkan, “Kalau saya yang penting sudah menjalankan kewajiban. Soal nanti pemimpin yang jadi itu kurang ajar, nipu rakyat, atau ngemplang duit negara, itu urusannya. Pasti nanti ada hukumannya, kalau nggak dihukum di dunia, ya nanti di akhirat pasti digebuki malaikat,” katanya.
Diketahui Pilkada Tuban 2015 diikuti oleh dua Pasangan calon (Paslon). Yakni Paslon dari incumbent Fathul Huda – Noor Nahar Hussein (Hudanoor) dan paslon indepenent Zakky Mahbub – Dwi Susiatin Budiarti (Zadit). Sedangkan, DPT Pilkada Tuban tahun 2015 ini sebanyak, 937.041 pemilih. Dan dari 328 jumlah desa se Kabupaten Tuban ada 1.863 Tempat Pemungutan Suara (TPS). (riz/im)