kabartuban.com – Tahun ini, Dinas Pertanian Kabupaten Tuban, tidak akan menyerahkan secara langsung bantuan alat pertanian baik yang berasal dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah provinsi kepada gabungan kelompok tani (Gapoktan) secara langsung.
Dinas akan membentuk Kelompok Kerja (Pokja) di 20 kecamatan sebagai koordinator kelompok. Cara tersebut digunakan agar bantuan alat pertanian tepat sasaran dan tepat guna.
Hal ini seperti yang disampikan oleh Kepala dinas Pertanian Kabupaten Tuban, Murtadji bahwa mekanisme penyerahan bantuan seperti traktor tidak akan sama dengan tahun sebelumnya yang langsung diserahkan kepada kelompok, alasanya penyerahan secara langsung terkadang tidak tepat guna karena sering kali hanya dimanfaatkannoleh kelompok tertentu saja.
“Mekanismenya beda, jika sebelumnya langsung ke gabungan kelompok, sekarang akan diserahkan ke kecamatan dengan membentuk pokja, namun demikian alat pertanian ini tetap untuk kelompok,” terang Murtadji (22/4/2017).
Menurut dia sistem ini akan lebih bagus dibanding dengan penyerahan kepada kelompok secara langsung, dia menyebutkan ada beberapa kelompok yang bahkan belum memanfaatkan bantuan traktor, sementara kelompok lain sangat membutuhkan.
“Ini yang kami maksud tidak tepat guna, karena ada bantuan yang tidak terpakai, sementara kelompok lainya sangat membutuhkan, ” ungkap Murtadji.
Dengan pembentukan kelompom kerja di masing-masing kecamatan, pengawasan akan lebih mudah, disamping koordinasi juga lebih mudah karena melibatkan camat dan pihak kecamatan.
“Tujuanya agar benar-benar tepat sasaran, koordinasi bagus,” katanya.
Untuk diketagui sementara ini Dinas Pertanian telah menerima bantuan traktor dan alat pertanian yang bersumber dari APBN sebanyak 44 hand traktor, 5 pompa air, 24 alat semprot dan alat pertanian lainya.
“Kedatangan pak menteri beberapa waktu lalu sangat bagus karena banyak bantuan yang diarahkan kesini, termasuk kita akan dapat juga alat berat,” pungkas mantan Camat Bancar ini. (Luk)
