Berburu ‘Ayam Kampus’ di Bumi Wali

1580
foto ilustrasi : tribunnews.com

kabartuban.com – Sisi gelap Bumi Wali diduga masih ada hingga saat ini. Meskipun sejumlah tempat yang sempat menjadi lokalisasi para pekerja tuna susila  di Tuban telah ditutup oleh kebijakan “Bupati Hijau” di Kabupaten Tuban. Faktanya, sebagian masyarakat menengarai masih banyaknya praktek prostitusi terselubung.

Salah seorang warga Tuban, sebut saja Gedhang (bukan nama sebenarnya) mengatakan, praktek prostitusi terselubung di Tuban dimungkinkan masih ada dan tertutup sangat rapi. Untuk mendapatkan ‘ayam kampus’ juga tidak sulit jika tau jalan dan jaringannya.

“Hal seperti itu saya kira kok sebuah kniscayaan ya, sulit kalau mau dihilangkan, bahkan kekuasaan pun tak akan mampu. Wong itu setengahnya juga manusiawi. Mulai jaman dulu di semua wilayah di dunia juga ada,” ucap Gedhang dengan nada ringan, Senin (1/2/2016).

Lebih lanjut Gedhang mengatakan, di Kabupaten Tuban ini sudah semakin banyak pendatang, mulai yang punya urusan sekolah sampai urusan kerja. Berbagai macam budaya dan sikap mulai berbaur di Bumi Wali, dan pergaulan semakin bebas.

“Kalau kita lihat, pergaulan di sini semakin bebas. Kalau mau dapat perempuan (nakal, red) tidak sulit. Mau yang sudah berumur maupun yang masih remaja, bisa didapatkan kalau mau. Meskipun nggak banyak perguruan tinggi di Tuban, mau dapat ‘ayam kampus’ juga bisa, asal tau jalannya saja,” terang Gedhang.

Sementara itu, seorang karyawati swasta di Tuban mengatakan, di tempat kos yang dia tinggali seringkali dilihat anak-anak kos wanita yang memasukan laki-laki di kamar kosnya sampai menginap, padahal bukan suami istri. Sebagian dari mereka juga ada yang setiap malam keluar dan hingga pagi hari baru kembali ke tempat kos dengan diantar laki-laki yang selalu berbeda.

“Kebetulan saya tinggal di salah satu tempat kos di Tuban, karena rumah saya di desa dan kerja saya di kota kecil ini. Awalnya saya pikir sepasang pemuda dan pemudi yang ada di sebelah kamar saya itu adalah suami istri, tapi beberapa hari kemudian kok yang laki – laki ganti, dari situlah saya mulai bingung,” ungkap Melati (bukan nama sebenarnya).

Lanjut Melati, setelah tinggal di tempat itu kurang lebih 1 bulan, baru dia tau dari tetangga kamar kos yang lain, kalau di tempat itu memang banyak yang punya kekasih (bukan suami istri) lebih dari satu. Diam–diam ada lelaki menginap di kamar kos perempuan itu juga sudah dianggap biasa.

“Kalau soal ayam kampus, saya kurang paham. Tapi yang jelas dari informasi teman-teman, banyak cewek di Tuban yang kerjaannya ganda. Paginya ada yang di toko, perusahaan, bahkan mahasiswa, dan kalau malamnya entah kemana,” imbuh Melati.

Di lain pihak, seorang pegusaha di bidang entertainment mengatakan, dirinya sering mendapat tamu dari luar kota dan minta dicarikan ‘ayam kampus’ di Tuban. “Sering juga sih dapat orderan (ayam kampus, red), tapi tidak semua juga kita carikan. Kalau bisa kita bilang sulit atau nggak ada, tapi kalau sangat memaksa dan tamu itu sangat penting buat kita, ya terpaksa kita carikan,” ucap Jalowo (bukan nama sebenarnya). (im/riz)

/