kabartuban.com – Sesuai dengan yang telah diprediksi sebelumnya, akhir januari hingga februari merupakan puncak musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban juga telah memetakan daerah rawan bencana angin ribut atau puting beliung.
Joko Ludiono, selaku Kepala BPBD Kabupaten Tuban, Sabtu (23/1/2016) mengatakan, bencana angin puting beliung merupakan bencana yang tidak dapat diprediksi, namun BPBD telah memetakan daerah rawan puting beliung yakni di Kecamatan Semanding, Grabakan, Parengan, Merakurak, Montong, Singgahan, dan Bangilan.
Joko menyebutkan, tujuh kecamatan yang merupakan daerah rawan puting beliung tersebut merupakan daerah kapur utara. Oleh karena, setiap fenomena alam akan berdampak pada iklim maupun cuaca.
Pasalnya, sebelum hujan turun ditandai dengan angin, angin ada dua, angin kencang biasa dan angin puting beliung. ketika angin itu numpuk, dan tidak ada penghambatnya, maka angin tersebut hanya angin kencang biasa. tetapi, ketika angin tersebut ada penghambatnya, seperti pegunungan maupun tebing, angin tersebut akan berpusar kencang yang menyebabkan angin puting beliung.
“Angin itu kalau sudah numpuk dan ada penghambatnya dia akan muter – muter kencang karena terbentur pegunungan tadi, itu yang menyebabkan puting beliung, tapi kalau tidak ada penghambatnya, seperti di daerah persawahan angin tersebut hanya angin kencang biasa, ” paparnya.
Joko mengatakan, hampir semua daerah kapur utara, rawan terhadap bencana alam saat musim hujan berlangsung. Sehingga, warga setempat yang berdomisili di daerah rawan tersebut diminta untuk waspada jika curah hujan sangat tinggi.
“Kalau angin sudah mulai kencang, harus segera keluar rumah, Khusunya rumah yang belum permanen, untuk menghindari resiko terbesar,” katanya.
Bambang juga mengimbau warga setempat untuk mengantisipasi bahaya dari bencana angin ribut maupun angin puting beliung dengan menebang pohon-pohon yang rindang dan mengurangi ranting-ranting pohon yang tinggi. (har/riz)
